Pelecehan Seksual Jadi 'Epidemi' di Mesir  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Selasa, 4 September 2012 07:07 WIB

Pelecehan seksual terhadap wanita di Kairo, Mesir.

TEMPO.CO, Kairo - Jalanan Mesir kian tak aman bagi kaum wanita. Aktivis hak-hak perempuan Mesir menyatakan, masalah pelecehan seksual telah mencapai proporsi epidemi, dengan kenaikan tajam insiden tersebut selama tiga bulan terakhir.


Menurut situs BBC, pelecehan seksual - kerap berubah menjadi kekerasan massa gaya serangan - kini jadi fakta sehari-hari di negeri itu. Musim dingin yang lalu, seorang wanita Mesir diserang oleh kerumunan orang di kota Alexandria.

Dalam rekaman video dari insiden itu, yang kemudian diunggah ke Internet, dia diseret di atas bahu pria dan diseret di tanah, diiringi sorak-sorai belasan pelaku. Sulit untuk mengatakan siapa yang menyerang dan siapa yang mencoba untuk membantu.

Kasus ini adalah salah satu yang paling ekstrem - tapi survei mengatakan bahwa perempuan Mesir banyak menghadapi beberapa bentuk pelecehan seksual setiap hari. Marwa, bukan nama sebenarnya, mengaku pernah diraba-raba atau secara lisan dilecehkan setiap kali dia pergi ke pusat kota. Dia mengatakan hal itu membuatnya takut. "Saya sangat berhati-hati dalam cara saya berpakaian. Saya menghindari memakai hal-hal yang menarik perhatian orang," katanya.

Tapi berpakaian konservatif pun tidak lagi menjadi bentuk perlindungan, menurut Dina Farid, aktivis hak-hak perempuan Girls are a Red Line. Dia mengatakan bahkan wanita yang mengenakan jilbab di seluruh wajah juga menjadi sasaran.

"Statistik mengatakan bahwa sebagian besar wanita atau anak perempuan yang telah dilecehkan secara seksual benar-benar tertutup dengan niqab," katanya.

Pada tahun 2008, sebuah studi oleh Pusat Mesir untuk Hak-Hak Perempuan menemukan bahwa lebih dari 80 persen dari perempuan Mesir telah mengalami pelecehan seksual. Sebagian besar korban adalah mereka yang mengenakan jilbab.

Said Sadek, seorang sosiolog dari American University di Kairo, mengatakan bahwa masalah ini berakar dalam masyarakat Mesir, paduan dari apa yang disebutnya meningkatkan konservatisme Islam dan sikap patriarkal kuno.

"Fundamentalisme agama muncul, dan mereka mulai untuk menargetkan perempuan. Mereka ingin perempuan untuk kembali ke rumah dan tidak bekerja. Budaya patriarki membuat pria tidak menerima bila wanita lebih tinggi dari mereka. Ini bukan budaya dari Firaun, itu adalah budaya Badui," kata Sadek.

Sadek dan kelompok kampanye perempuan juga menyalahkan apa yang mereka sebut kurangnya penegakan hukum oleh aparat keamanan. Mereka mengatakan polisi tak berbuat lebih banyak untuk melindungi perempuan dari pelecehan.

BBC | TRIP B

Berita terkait

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu

Baca Selengkapnya

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.

Baca Selengkapnya

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir

Baca Selengkapnya

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.

Baca Selengkapnya

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad

Baca Selengkapnya

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.

Baca Selengkapnya

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.

Baca Selengkapnya

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya