Peter O'Neill Perdana Menteri Baru Papua Nugini  

Reporter

Editor

Sabtu, 4 Agustus 2012 04:45 WIB

Peter O'Neill. AP/Marco Garcia

TEMPO.CO, Port Moresby--Peter O'kemarin dilantik sebagai perdana menteri baru Papua Nugini, Jumat 3 Agustus 2012. Pelantikan ini mengakhiri dualisme kepemimpinan antara O'Neill dan Michael Somare selama satu tahun terakhir di negara tersebut.

O'Neill terpilih setelah meraup 94 suara di parlemen, beberapa jam sebelum pelantikan. "Ini adalah momen bersejarah bagi Papua Nugini," kata O'Neill kepada wartawan di Gedung Gubernur Jenderal Papua Nugini. "Dengan bangga saya mengumumkan bahwa pemerintahan Papua Nugini kini telah terpilih."

Kemenangan pria 46 tahun itu semakin terasa manis karena rival politiknya, Somare, kini justru berbalik menjadi sekutu. Perseteruan keduanya pecah pada 2 Agustus 2011 setelah anggota parlemen sepakat memilih O'Neill untuk menggantikan Somare yang tengah sakit dan dirawat di Singapura.

Tak terima dengan putusan itu, Somare berhasil mendapatkan dukungan Mahkamah Agung. Peradilan tertinggi Papua Nugini memutuskan pada Januari 2012 bahwa pergantian kepemimpinan tidak sah. Namun O'Neill menolak turun dari jabatan perdana menteri.

Pada satu titik, Papua Nugini sempat memiliki dua perdana menteri dan dua pemerintahan yang sama-sama mengaku berhak atas kekuasaan. Tetapi pada pemilihan parlemen kemarin, O'Neill dan Somare memasuki gedung wakil rakyat bersamaan. Keduanya juga berjabat tangan hangat setelah pengumuman kemenangan O'Neill.

Rekonsiliasi keduanya berkat campur tangan mantan perdana menteri Paias Wingti dan Julius Chan. Kedua politisi itu berhasil membujuk Somare dan partai-partai lain untuk memberikan dukungan kepada O'Neill. Apalagi partai Kongres Nasional pimpinan O'Neill mendapat kursi mayoritas di parlemen.

Selain melantik perdana menteri baru, Gubernur Jenderal Papua Nugini Michael Ogio juga melantik ketua parlemen baru, Theo Zurenuoc. Bintang lain dalam pelantikan kali ini adalah dua anggota parlemen wanita Papua Nugini yakni Delilah Gore dan Loujaya Toni.

SYDNEY MORNING HERALD | REUTERS | ABC NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita lain:
Pulang Setelah 23 Tahun Dinyatakan Meninggal

Psikiater Ingatkan Seminggu sebelum Joker Beraksi

Obama Diledek untuk Belikan Michelle Es Krim

Iran Izinkan Taliban Buka Kantor di Zaheda

Trio Al-Qaeda Ditahan Polisi Spanyol

Kofi Annan Mundur Sebagai Utusan PBB-Liga Arab

Berita terkait

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

26 Mei 2019

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu setelah berminggu-minggu desakan dari lawan politiknya.

Baca Selengkapnya

PNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia  

30 September 2016

PNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia  

Papua Nugini menegaskan kembali sikapnya bahwa Provinsi Papua merupakan bagian integral dari Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura  

9 September 2016

Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura  

Pengadilan Singapura menyatakan pendiri Papua Nugini yang juga presiden pertama PNG, Michael Somare, menerima dana pencucian uang sebesar Rp 10,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Sekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini  

30 Mei 2016

Sekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini  

Sekretaris Jenderal ULMWP, organisasi payung seluruh organisasi perjuangan kemerdekaan Papua, Octovianus Mote, ditolak masuk Papua Nugini.

Baca Selengkapnya

Dituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur

26 Mei 2016

Dituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur

Para mahasiswa Papua Nugini mendesak Perdana Menteri Peter O'Neill mundur karena terlibat korupsi.

Baca Selengkapnya

Papua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination

26 Mei 2016

Papua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengatakan pimpinan forum Pasifik ingin Papua menentukan nasibnya sendiri (self-determination).

Baca Selengkapnya

Papua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia

27 April 2016

Papua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia

Selama ini, Australia membayar Papua Nugini dan pulau milik bangsa Nauru untuk didirikan kamp penahanan pengungsi.

Baca Selengkapnya

Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan  

26 Februari 2016

Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan  

Polisi Papua Nugini menembak mati 11 tahanan dan melukai 17 lainnya saat mengejar tahanan penjara yang kabur.

Baca Selengkapnya

Bagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia

27 Januari 2016

Bagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia

Polisi minta bayaran untuk mengusut perkosaan.

Baca Selengkapnya

Dua WNI Disandera di Papua Nugini  

14 September 2015

Dua WNI Disandera di Papua Nugini  

Komunikasi intens dijalin antara Konsulat RI Vanimo dan militer Papua Nugini terkait dengan sandera dua WNI di Papua Nugini.

Baca Selengkapnya