Komentar Romney Soal Jerusalem Tuai Kecaman

Reporter

Editor

Kamis, 2 Agustus 2012 05:56 WIB

Mitt Romney. AP/Henny Ray Abrams, File

TEMPO.CO , Jerusalem - Komentar kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Mitt Romney, di Israel menuai kecaman dunia internasional. Dalam kunjungannya ke negara itu, ia menyebut akan mendukung upaya menjadikan Jerusalem ibu kota Israel.

Cina menyatakan, komentar yang disebutnya "asal bunyi" itu dapat memicu konflik antara Israel dan Palestina. "Komentar Romney sama sekali mengabaikan fakta-fakta sejarah dan sebenarnya tidak bertanggung jawab jika ia hanya dimaksudkan untuk menarik pemilih di negara itu," tulis Xinhua mengutip pejabat senior Cina. "Sangat tidak bertanggung jawab dan tidak adil bagi warga Palestina yang berada dalam posisi kurang kuat dalam perundingan damai. Bahkan dapat menyebabkan situasi yang lebih buruk di wilayah ini dengan mengintensifkan perbedaan antara kedua belah pihak."

Klaim Romney yang akan memindahkan kedutaan besar AS ke Jerusalem, juga disebutnya tak kalah serampangan. Selama ini AS menghindari melakukannya, karena langkah ini berarti akan mengakui kedaulatan Israel atas wilayah yang masih dalam sengketa antara Israel-Palestina itu.


Komentar Romney juga menimbulkan kemarahan di antara warga Palestina yang menuduhnya sebagai rasis karena mengatakan kesenjangan ekonomi antara Israel dan Palestina adalah karena alasan budaya. Membandingkan situasi antara AS, Meksiko, Cile, dan Ekuador, Romney mengatakan kepada mereka yang berkumpul di sebuah acara penggalangan dana bahwa kesenjangan dalam produk domestik bruto per kapita antara kedua kelompok adalah karena alasan budaya, mengabaikan fakta pendudukan Israel atas wilayah Palestina berdampak secara ekonomi bagi penduduknya.

"Jika Anda bisa belajar sesuatu dari sejarah ekonomi dunia itu adalah: budaya membuat semua perbedaan," kata Romney. "Saat saya datang ke sini dan saya melihat keluar atas kota ini dan mempertimbangkan prestasi rakyat bangsa ini, saya mengakui kekuatan budaya dan beberapa hal lainnya."

Angka-angka yang dikutip Romney juga tidak akurat, lapor Reuters. Romney mengatakan pendapatan per kapita Israel adalah US$ 21 ribu dan Palestina US$ 10 ribu, sementara perkiraan lain yang paling akurat adalah US$ 31.400 dan US$ 2.900 untuk masing-masing.

"Dengan segala pembatasan yang diberikan Israel, sangat sulit bagi Palestina untuk mencapai potensi penuh mereka," kata kepala perunding Palestina, Saeb Erekat.

Komentar Romney juga menarik perhatian Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang menuduhnya "mencium kaki" Israel sebelum pemilu. Ia menyebut, cara Romney adalah "murahan" dengan membuat konsesi hanya demi duit tak seberapa bagi kampanyenya.

Sejauh ini, Romney tidak berusaha untuk mengubah pernyataannya, seperti dilaporkan The New York Times. Staf kampanyenya tidak menanggapi pertanyaan tentang apakah Romney berpendapat pembatasan perdagangan Israel di wilayah Palestina telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, kubu Obama telah menggunakan kesempatan untuk mempertanyakan kemampuan Romney untuk mewakili AS di Timur Tengah. "Kredibilitas dan pengaruh Amerika di Timur Tengah tergantung pada bagaimana kita terlihat sebagai perantara yang jujur," kata pernyataan dari kubu Obama.

REUTERS | NEW YORK TIMES | TRIP B

Terpopuler
Pelapor Korupsi Simulator SIM Siap Buka-bukaan

Polisi Dinilai Hambat Tugas KPK

Djoko Susilo Ada di Jakarta

Drama 24 Jam Penggeledahan KPK di Korlantas

Bolehkan Atlet Bercinta di Malam Sebelum Berlaga?

Kata Adjie Notonegoro Soal Foto Mesra dengan Mudji

Ngantuk Berat, Taufik Hidayat Bisa Kalahkan Abian

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya