TEMPO.CO, Quito - Christine Assange, ibu dari pendiri situs Wikileaks, Julian Assage, mendatangi pemerintah Ekuador, Senin, 30 Juli 2012. Christine datang ke Quito, ibukota Ekuador, untuk meminta suaka bagi anaknya. Situs berita CNN menulis kalau Christine yakin mampu menarik simpati pemerintah Ekuador dari sisi hak asasi manusia.
"Tentunya Presiden dan stafnya akan membuat keputusan terbaik," ujar Christine.
Sejak 19 Juni lalu, Julian Assange bersembunyi di dalam Kedutaan Besar Ekuador di London, Inggris. Julian meminta perlindungan politik dari kedutaan Ekuador agar terhindar dari keputusan pengadilan Inggris untuk mendeportasinya ke Swedia. Di negara Skandinavia itu, Julian dituduh melakukan pemerkosaan dan pelecehan seksual. Julian menolak diekstradisi karena takut akan diserahkan ke Dinas Intelijen Amerika Serikat atas tudingan pembocoran dokumen rahasia.
Kata Christine, jika diserahkan ke Amerika, anaknya terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup. Hal yang sama terjadi pada Bradley Manning, petugas intelijen tentara Amerika yang diduga membocorkan ratusan ribu dokumen militer dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat sewaktu bertugas di Irak.
"Kalau Manning yang warga negara Amerika saja mendapat hukuman begitu, apalagi dengan Julian yang warga asing," ujar Christine.
Menanggapi permintaan Christine, pemerintah Ekuador menyatakan tengah menimbangnya. Keputusan mengenai hal itu diyakini tak akan dipengaruhi faktor eksternal. "Kami masih mengaji permohonan ini," kata Presiden Rafael Correa. "Pastinya kami akan membuat keputusan sendiri, yang independen."
Correa mengatakan adanya saksi pidana berupa hukuman mati di Amerika merupakan kejahatan politik. Atas alasan itu, tak tertutup kemungkinan bagi Julian mendapat suaka dari Ekuador. Dia pun menegaskan kalau negaranya tak takut terhadap reaksi internasional jika mengabulkan keinginan Christine.
"Kami tengah melihat apakah kasus Julian Assange sejalan dengan konstitusi, hak asasi manusia, dan hak politik," ujar Correa.
Pada 2012, kepolisian London menangkap Julian Assange atas permintaan Swedia. Penangkapan itu diikuti dengan permintaan Swedia agar Julian dikirim kepada mereka. Polisi Swedia ingin menginterograsinya terkait tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan Julian ketika berkunjung ke Swedia untuk peluncuran Wikileaks, Agustus 2012. Tudingan itu diajukan dua perempuan Swedia.
Terkait pernyataan Correa, Christine Assange menyatakan bersyukur. "Terima kasih untuk Ekuador yang mau menawarkan fasilitas bagi Julian di kedutaannya di London," ujar Christine.
CORNILA DESYANA
Berita lain:
Iran Imbau Rakyatnya ''Produksi'' Anak
Jusuf Kalla: PMI Akan Bantu Muslim Rohingya
Prioritas Utama Romney: ''Bungkam'' Nulir Iran
KTT OKI Diminta Cari Solusi Untuk Rohingya
Israel Menembak Mati Warga Palestina
Berita terkait
Gempa Ekuador, 1.700 Orang Masih Hilang
20 April 2016
Untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan jumlah korban hilang sejak gempa berkukatan 7,8 skala Richter itu menggoyang pantai Pasifik, Ekuador.
Baca SelengkapnyaGempa Ekuador, Bantuan dari Luar Terus Berdatangan
20 April 2016
Presiden Rafael Correa mengatakan biaya pemulihan kota diperkirakan mencapai triliunan dolar.
Ekuador Usir Staf Militer Kedutaan Besar AS
25 April 2014
Sekitar 20 staf Departemen Pertahanan di Kedutaan Besar AS di Quito meninggalkan negara itu akhir bulan ini.
Baca SelengkapnyaGunung Berapi di Ekuador Meletus
6 April 2014
Gunung berapi di Ekuador memuntahkan abu setinggi 10 kilometer.
Baca SelengkapnyaRafael Correa Menangkan Pemilu Ekuador
18 Februari 2013
Berhasil menjalankan program sosial dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaMengapa Ekuador Beri Suaka pada Assange?
17 Agustus 2012
Menurut beberapa analis, Assange meminta perlindungan ke Ekuador karena dia tahu dia bisa mengandalkan Presiden Ekuador, Rafael Correa, untuk membantu
Baca SelengkapnyaPolisi Inggris Kepung Kedutaan Ekuador
17 Agustus 2012
Operasi mencegah Assange keluar Inggris ini menelan biaya sekitar 50 ribu pound sterling (setara Rp 749 juta) sehari.
Baca SelengkapnyaEkuador Beri Suaka bagi Pendiri Wikileaks
17 Agustus 2012
Pemberian suaka itu dilakukan setelah Assange mengungsi ke kantor Kedutaan Ekuador di London selama dua bulan.
Presiden Ekuador Belum Putuskan Suaka bagi Assange
21 Juni 2012
Presiden Ekuador, Rafael Correa, menyatakan pemerintahnya akan mempertimbangkan dengan serius permintaan suaka bos Wikileaks itu.
Baca SelengkapnyaEkuador Usir Duta Besar Amerika Serikat
6 April 2011
Presiden Correa dianggap membiarkan kasus korupsi.
Baca Selengkapnya