TEMPO.CO , Jerusalem - Mitt Romney berjanji pada Israel untuk membantu melindungi negara itu dari senjata nuklir Iran jika terpilih jadi presiden Amerika Serikat. Pada sekutu terbesar AS itu, ia menunjukkan pemerintahannya akan bersikap agresif dalam membantu sekutunya.
"Pesan saya kepada orang Israel dan para pemimpin Iran adalah satu dan sama: aku tidak akan berpaling dan tak akan berubah," kata Romney.
Menurut kandidat presiden AS dari Partai Republik ini, rezim di Iran dalam waktu lima tahun akan mampu mengembangkan senjata nuklir. "Mencegahnya harus menjadi prioritas tertinggi keamanan nasional kita," katanya.
Ia menyatakan hal itu di Kota Tua Jerusalem, selama kunjungannya ke Israel. Penasihat Kampanyenya, Dan Senor, mengatakan kepada wartawan bahwa Romney akan mendukung serangan militer Israel terhadap Iran jika perlu untuk menggagalkan pembangunan persenjataan nuklir.
Minggu lalu, dalam pidatonya di Veterans of Foreign Wars, Romney meminta Iran untuk menangguhkan pengayaan uranium sepenuhnya. Ia mencaci Presiden Obama soal penanganan hubungan dengan Israel dan karena tidak berbuat cukup untuk menghentikan Iran.
Romney hari ini juga bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Israel Shimon Peres. Perjalanan Israel adalah lawatan luar negeri kedua Romney, yang bertujuan untuk mencari masukan bagi kebijakan luar negerinya kelak jika terpilih menjadi presiden.
AP | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya