TEMPO.CO, Washington - Saling rebut pengaruh antara kubu Barack Obama dan Mitt Romney demi memenangkan pemilu presiden tahun ini kian sengit. Pekan ini, tim kampanye Mitt Romney meluncurkan iklan 30 detik versi televisi terbaru yang menampilkan cuplikan dari kampanye Hillary Clinton terhadap Barack Obama selama pemilu pada 2008.
Dalam pidato itu, ia menuduh Obama berbohong tentang catatannya. "Anda memalukan, Barack Obama," kata Clinton dalam rekaman itu.
Iklan Romney menggunakan rekaman Clinton sebagai jawaban atas iklan Obama baru-baru ini yang menuduh Romney mendukung pekerjaan outsourcing ke luar negeri, padahal dia adalah Gubernur Massachusetts saat itu. Ia sebelumnya menyebut iklan itu "menyesatkan, tidak adil, dan tidak benar."
"Tapi itu Barack Obama," seorang narator dalam iklan Romney menyatakan. "Dia pun menyerang Hillary Clinton dengan kebohongan menjijikkan."
Rekaman Clinton diketahui berasal dari acara kampanye yang diadakan tepat sebelum primer Ohio pada 2008 ketika Clinton menyerang Obama untuk menyalahartikan pandangannya mengenai reformasi perawatan kesehatan dan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara.
"Dia terus menghabiskan jutaan dolar untuk mengabadikan kebohongan," kata Clinton pada rekaman yang juga digunakan dalam iklan Romney terbaru demi meragukan klaim Obama tentang Romney.
Clinton, yang kini Menteri Luar Negeri dalam kabinet Obama, belum mengomentari iklan itu. Juru bicaranya juga menolak untuk berkomentar.
ABC NEWS | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya