Ivanov Hadang Intervensi di Suriah

Reporter

Editor

Minggu, 22 Juli 2012 14:11 WIB

Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Alexander A Ivanov. Antaranews.com

TEMPO.CO , Jakarta -Untuk kedua kalinya Rusia berkukuh memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) untuk menjatuhkan sanksi terhadap Suriah yang tengah dilanda konflik bersenjata. Rusia menduga resolusi itu akan membuka pintu bagi keterlibatan pasukan asing dalam penyelesaian konflik dalam negeri Suriah.
Sehari sebelum DK PBB mengambil veto untuk resolusi, Duta besar Rusia untuk Indonesia Alexander A Ivanov kepada Maria Rita dan fotografer Marifka Wahyu Hidayat dari Tempo di kantornya, Jakarta, menegaskan sikap pemerintah Rusia sudah final.
“Kami sudah pernah punya pembelajaran dari peristiwa Libya. Apa yang terjadi di Libya? Koalisi NATO sebenarnya membawa mandat dari resolusi DK PBB. Mereka mengatakan mereka membawa misi intervensi kemanusiaan. Ini tidak konsisten dengan hukum internasional, piagam PBB,” kata Ivanov. Berikut ini petikan wawancaranya.

Seberapa signifikan Suriah bagi Rusia?
Di era Soviet, hubungan kami sangat erat dengan pemerintah Suriah. Tapi itu sudah lama, lebih dari 20 tahun lalu. Sekarang, kami punya hubungan perdagangan dengan Suriah tapi perdagangan kami dengan Suriah tidak signifikan. Begitu juga dengan kerja sama teknik militer dengan Suriah juga tidak signifikan jika kami bandingkan dengan total ekspor produk militer ke negara lain. Mereka yang mengatakan kami mendukung pemerintahan Bashar al Assad karena kami memasok perlengkapan militer ke pemerintah Suriah sungguh tidak benar. Kami tidak mendukung Bashar al Assad. Kami mendukung hukum internasional. Ini sifatnya final dan terpenting segera menghentikan pertumpahan darah.

Apa saja yang telah Rusia lakukan untuk mengakhiri konflik?
Rusia menggagas konferensi di Jenewa pada 30 Juni. Kami telah mempengaruhi pemerintah Suriah dan oposisi, oposisi bersenjata dan oposisi yang tinggal di luar (Suriah), untuk berkumpul bersama di Jenewa. Kami kemudian mengajukan tambahan pihak lain yang dapat diundang seperti Iran, Arab Saudi, dan OKI (organisasi negara-negara Islam). Tiga pemain ini juga memiliki pengaruh terhadap situasi di Suriah, tapi sayangnya mitra kami Barat, tidak setuju.

Mengapa aksi kekerasan tidak kunjung bisa diredam?

Karena mitra kami Barat di Jenewa tidak setuju dengan proposal kami. Yang mereka ajukan adalah pasukan pemerintah harus menghentikan tembakan dan menarik semua peralatan militer. Hanya setelah itu baru kelompok oposisi menghentikan tindakan kekerasannya. Ini tidak realistik. Ini pendekatan sepihak. Bahkan kesepakatan Jenewa yang diterima oleh mitra kami Barat mulai diinterpretasikan dengan mengatakan Bashar al Assad harus pergi. Ini tidak sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan Nomor 2042 dan 2043. (Resolusi 2042 disahkan 14 April 2012 mengenai pengiriman 30 tim pemantau awal nonmiliter ke Suriah untuk memantau gencatan senjata. Resolusi 2043 disahkan 21 April 2012 mengenai pembentukan misi pengawas PBB untuk memantau pelaksanaan rencana damai Kofi Anan di Suriah). Ini pun tidak realistik. Bashar tidak akan pergi karena cukup besar jumlah warga Suriah yang mendukung dia. Jadi kami minta pertama, gencatan senjata. Kedua, periode transisi. Perwakilan pemerintah dan oposisi harus duduk bersama dan membahas tentang seperti apa pemerintahan transisi yang akan diterapkan, dan apa saja dasar-dasar dari pemerintahan transisi.

Kami juga sudah berbicara dengan pihak oposisi. Ada dua pertemuan di Moskow dengan oposisi Suriah. Kami berusaha membujuk oposisi bahwa hanya penyelesaian konflik secara damai yang mungkin dilakukan. Sayangnya, mereka mengatakan ini revolusi. Jadi, hanya satu cara realistis untuk menghentikan pertumparahan darah di Suriah adalah melaksanakan Kesepakatan Jenewa, rencana Kofi Annan, dan Resolusi DK PBB 2042 dan 2043.

Rusia dituding membela Suriah karena tidak ingin kehilangan profit dari perdagangan senjata dan mencegah meluasnya Islam radikal. Yang mana alasan sebenarnya dari Rusia?
Kita sudah pernah punya pembelajaran dari peristiwa Libya. Apa yang terjadi di Libya? Koalisi NATO sebenarnya membawa mandat dari resolusi DK PBB. Mereka mengatakan mereka membawa misi intervensi kemanusiaan. Ini tidak konsisten dengan hukum internasional, piagam PBB. Itu sebabnya kami tidak akan memperbolehkan intervensi asing yang didukung oleh DK PBB. Kami tidak akan izinkan karena bagi kami hukum internasional merupakan hukum tertinggi dalam hubungan internasional. Mereka yang mengatakan kunci penyelesaian krisis di Suriah terletak pada Moskow dan Beijing menunjukkan mereka tidak paham situasi ril atau mereka dengan gampang berupaya menyalahkan Rusia dan Cina untuk memperluas kepentingan politik mereka. Ketika kami tanyakan apa maksudnya kunci ada pada Moskow dan Beijing? Mereka mengatakan, well, itu artinya Anda harus menguji tekanan Anda pada Bashar Assad sehingga dia pergi. Ini tidak realistik.

Sepertinya tidak ada sikap saling percaya?
Well, mari kita pragmatis. Tentu ada pendekatan berbeda antara pemain luar dengan oposisi dan pemerintah Suriah dalam penyelesaian konflik, tapi di Jenewa kami mencapai kesepakatan dan diterima oleh semua partisipan yang menghadiri konferensi. Kami berharap hal ini mencapai konsensus di DK PBB. Tapi apa yang terjadi? Mitra kami Barat tidak hanya tidak melaksanakan kesepakatan tapi juga menghasut oposisi untuk melanjutkan aksi kekerasan. Ini gambaran ril.

Apa kendala terbesar sesungguhnya dalam penyelesaian konflik di Suriah?
Konstruksi tingkah laku semua pemain dan tingkah laku yang jujur oleh semua pemain. Jika semua pemain luar jujur menerapkan kesepakatan (Jenewa dan Resolusi nomor 2042 dan 2043), hasilnya pasti ada.

Apa isi pembicaraan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov soal Suriah dua pekan lalu?
Rusia dan Indonesia memiliki pendekatan sangat mirip. Kami menyambut peran yang mungkin dilakukan Indonesia untuk membantu penyelesaian krisis. Indonesia sangat bertanggung jawab dan pemain yang konstruktif tidak hanya di regional tapi di global dan kami pikir peran Indonesia bisa menonjol dalam penyelesaian krisis. Indonesia negara muslim terbesar di dunia dari sisi populasi, Indonesia anggota G20, Indonesia anggota OKI.

Setelah kecelakaan Sukhoi SSJ-100 awal Mei lalu, kapan kelanjutan pengiriman pesawat penumpang Sukhoi SSJ-100?
Kecelakaan Sukhoi SSJ-100 pada tanggal 9 Mei 2012 adalah tragedi. Untungnya tragedi ini tidak memecah belah kami, tapi mengendalikannya. Lebih lanjut malah menyatukan kami untuk mengatasi tragedi ini. Kami senang karena Indonesia sangat terbuka atau transparan dalam proses investigasi gabungan penyebab insiden. Para ahli Indonesia memimpin investigasi, tapi ahli dari Rusia juga berpartisipasi dalam operasi ini. Ahli forensik Rusia juga berpartisipasi mengidentifikasi jasad. Kami melanjutkan kerja gabungan kami dengan para ahli Indonesia. Hasil sementara dari investigasi menunjukkan semua sistem pesawat berjalan normal hingga terjadinya kecelakaan. Ini artinya pandangan ini dibagikan oleh kedua ahli, Indonesia dan Rusia. Jadi, ini menunjukkan pesawat itu modern dan baik, berjarak sedang, sangat cocok dengan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan. Sehingga pesawat pengangkut ini mendukung master plan tentang interkoneksitas. Kemarin, ada pernyataan perusahaan Sky Aviaton bahwa kontrak SSJ-100 akan dilanjutkan dengan pengiriman dua unit pesawat pada Oktober dan satu pesawat lagi pada akhir tahun. Pada Juni lalu, dibentuk komisi gabungan kerja sama perdagangan, ekonomi, dan kerja sama teknik di Moskow. Sesi ini diorganisasi oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Bapak Dmitry Ragozin, Wakil Perdana Menteri Rusia. Protokol dari sesi ini menyatakan Rusia dan Indonesia akan melanjutkan kerja sama di bidang penerbangan sipil.

Kami siap melakukan transfer teknologi ke perusahaan Indonesia. Kami siap mendirikan pusat pelayanan di Indonesia untuk memperbaiki dan menyediakan servis pesawat. Jadi, kami senang kedua pihak mencapai kesimpulan bahwa tragedi ini tidak mempengaruhui kelanjutan kerja sama kami dalam bidang yang sangat penting ini.

Apa penyebab kecelakaan SSJ-100?

Saya tidak bisa mengeluarkan pernyataan awal karena investigasi gabungan sedang berlangsung dan laporan akhir belum ada. Saya bukan ahli, biarlah para ahli dari Indonesia dan Rusia memberikan kesimpulan yang pasti.

Apa saja rencana bisnis Rusia di Indonesia dalam jangka pendek?
Banyak. Untuk bidang kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan Indonesia. Selama sesi inter government commission yang sudah saya jelaskan tadi, kedua belah pihak sepakat hingga 2015 volume perdagangan bilateral kami harus mencapai sedikitnya US$ 5 miliar. Tahun lalu lebih dari US$ 2 miliar. Ini berarti terjadi peningkatan 40 persen dibandingkan sebelumnya. Omong-omong, dalam perdagangan bilateral kami memiliki pendekatan volume yang seimbang, ekspor dan impor. Jadi, hubungan timbal balik ini saling menguntungkan. Tentu saja volume perdagangan sebesar US$ 2 miliar tidak merefleksikan potensi negara Indonesia dan Rusia yang begitu besar. Itu sebabnya kami secara dramatis meningkatkan volume perdagangan kami.

Apa saja proyek besar yang sedang dijalankan di sini?
Ada beberapa proyek besar di bidang energi, minyak dan gas, pembangunan jalan seperti pembangunan rel kereta api oleh perusahaan negara Rusia yang mulai dibangun di Kalimantan Timur sekitar 135 kilometer panjangnya. Ini tujuan khusus mengangkut batu bara ke pelabuhan. Tapi tidak hanya membangun kereta api, tapi kami juga akan membangun pembangkit listrik tenaga batu bara dengan volume investasi lebih dari US$ 2 miliar. Ini akan membantu master plan Indonesia khususnya mengenai infrastruktur. Ada perusahaan nikel Rusia yang sangat besar, namanya Norilsk Nickel. Ini salah satu perusahaan produsen nikel terbesar di dunia yang berencana mendirikan pabriknya di Indonesia.

Saya juga harus menjelaskan kerja sama kami di bidang high-tech. Dalam beberapa pekan lagi satelit Indonesia, Telkom 3, akan diluncurkan oleh perusahaan swasta Rusia (ISS-Reshetnev). Kami juga akan melanjutkan kerja sama di bidang antariksa. Dalam proses konstruksi satelit, sekitar 15-20 ahli Indonesia belajar di Rusia mengenai cara mengoperasikan satelit dan mereka belajar beberapa tahun tinggal di Rusia. Jadi, ada input human capital untuk Indonesia dan ini transfer teknologi di bidang high-tech.

Kami juga akan bekerja sama di bidang budaya dan turis. Tahun lalu lebih dari 150 ribu warga Rusia berkunjung ke Indonesia. Kami sangat optimistis menatap masa depan kerja sama kami. Kami juga melakukan kerja sama dengan Indonesia di bidang kontra teroris. Ahli kami secara teratur bertemu dan bertukar pengalaman di bidang kerjasama yang sangat penting ini.

September nanti Rusia menjadi tuan rumah APEC. Apa saja agenda terbesar Anda terkait dengan kerja sama bilateral?
Kerja sama kami dengan Indonesia tidak hanya di level bilateral, tapi juga dalam kerangka multilateral seperti dialog Rusia–ASEAN partnership dan APEC. APEC sangat penting tentunya dalam kerja sama kami. Tahun ini Rusia jadi ketua APEC dan kami harap presiden Indonesia berpartisipasi dalam pertemuan tingkat tinggi di Vladivostok pada September tahun ini. Prioritas Rusia dalam APEC tahun ini sepenuhnya didukung oleh para pakar Indonesia dan ini akan dilanjutkan tahun depan oleh para ahli Rusia sepenuhnya mendukung Indonesia dengan saling bertukar pengalaman.

Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya