Kim Jong Un Mencoba Mereformasi Perekonomian  

Reporter

Editor

Jumat, 20 Juli 2012 16:39 WIB

Seorang perempuan yang belum teridentifikasi identitasnya (dilingkari), menyaksikan Kim Jong-un, berjabat tangan dengan seorang pejabat militer saat pemakaman Kim Jong-il. Dikabarkan, perempuan tersebut adalah adik Kim Jong-un yang bernama Kim Yo-jong, namun kabar lain menyebutkan ia merupakan istrinya. Yonhap/koreatimes.co.kr

TEMPO.CO, Pyongyang -- Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, menyusun kabinet untuk mampu mengambil alih kebijakan ekonomi yang selama ini dipegang militer. Selama ini, ayah Kim, Kim Jong-il, memang membuat kebijakan ekonomi ditentukan militer.

Awal pekan ini, Kim menurunkan Wakil Kepala Militer Ri Yong bersama kroni-kroninya. Ia menggantinya dengan orang yang memiliki kemampuan soal perekonomian negara. Kim ingin menyelamatkan perekonomian dari ancaman kehancuran rezim. Ri dianggap bertanggung jawab dalam kebijakan ekonomi yang menjerumuskan. Ri pernah melakukan revaluasi mata uang secara drastis pada akhir tahun 2009. Kebijakan yang memicu kemarahan secara luas.

"Ri Yong-ho merupakan pendukung paling bersemangat atas kebijakan militer pertama Kim Jong-il," kata sumber itu. Kebijakan Jong-il telah menjerumuskan Korea Utara lebih terpuruk dalam isolasi atas ambisi nuklirnya, kemiskinan, dan politik represi.

Kantor berita Korea Utara KCNA menyiarkan penarikan Ri itu karena ia menderita penyakit. Namun, dalam rekaman video baru-baru ini, Ri muncul dalam keadaan sehat. Ri sangat dekat dengan Kim Jong-il dan menjadi tokoh terkemuka di militer. Ayah Ri berjuang melawan Jepang bersama ayah dan kakek Kim.

Sumber itu mengatakan Kim Jong-un telah mendirikan sebuah kelompok reformasi ekonomi di Partai Buruh yang berkuasa melakukan reformasi pertanian dan ekonomi. Ia menambahkan, langkah Korea Utara belajar dari tetangga dan sekutunya, Cina. "Di masa lalu, kabinet itu kosong tanpa suara dalam perekonomian. Militer dikendalikan perekonomian. Tetapi yang sekarang akan berubah," kata sumber itu.

Pemimpin Beijing telah menekan Pyongyang untuk mereformasi ekonomi. Cina khawatir bahwa runtuhnya Utara bisa mengirim pengungsi mengalir melintasi perbatasan dan hilangnya penyangga strategis untuk Korea Selatan. Hancurnya Korea Utara akan menjadi berita buruk bagi Cina, tak ada rekan komunis di Asia.

Kim juga melakukan banyak perubahan dalam kebudayaan. Ia terlihat lebih terbuka ketimbang ayahnya. Dalam tayangan televisi, ia terlihat mengunjungi pameran, berbicara di depan umum, dan bertepuk tangan dalam sebuah konser rock di akhir pekan. Perempuan diberi lebih banyak kebebasan, termasuk mengenakan rok mini, meskipun 200 ribu orang berada di kamp-kamp penjara.

REUTERS | TELEGRAPH | EKO ARI

Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya