TEMPO.CO, Pyongyang -- Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, menyusun kabinet untuk mampu mengambil alih kebijakan ekonomi yang selama ini dipegang militer. Selama ini, ayah Kim, Kim Jong-il, memang membuat kebijakan ekonomi ditentukan militer.
Awal pekan ini, Kim menurunkan Wakil Kepala Militer Ri Yong bersama kroni-kroninya. Ia menggantinya dengan orang yang memiliki kemampuan soal perekonomian negara. Kim ingin menyelamatkan perekonomian dari ancaman kehancuran rezim. Ri dianggap bertanggung jawab dalam kebijakan ekonomi yang menjerumuskan. Ri pernah melakukan revaluasi mata uang secara drastis pada akhir tahun 2009. Kebijakan yang memicu kemarahan secara luas.
"Ri Yong-ho merupakan pendukung paling bersemangat atas kebijakan militer pertama Kim Jong-il," kata sumber itu. Kebijakan Jong-il telah menjerumuskan Korea Utara lebih terpuruk dalam isolasi atas ambisi nuklirnya, kemiskinan, dan politik represi.
Kantor berita Korea Utara KCNA menyiarkan penarikan Ri itu karena ia menderita penyakit. Namun, dalam rekaman video baru-baru ini, Ri muncul dalam keadaan sehat. Ri sangat dekat dengan Kim Jong-il dan menjadi tokoh terkemuka di militer. Ayah Ri berjuang melawan Jepang bersama ayah dan kakek Kim.
Sumber itu mengatakan Kim Jong-un telah mendirikan sebuah kelompok reformasi ekonomi di Partai Buruh yang berkuasa melakukan reformasi pertanian dan ekonomi. Ia menambahkan, langkah Korea Utara belajar dari tetangga dan sekutunya, Cina. "Di masa lalu, kabinet itu kosong tanpa suara dalam perekonomian. Militer dikendalikan perekonomian. Tetapi yang sekarang akan berubah," kata sumber itu.
Pemimpin Beijing telah menekan Pyongyang untuk mereformasi ekonomi. Cina khawatir bahwa runtuhnya Utara bisa mengirim pengungsi mengalir melintasi perbatasan dan hilangnya penyangga strategis untuk Korea Selatan. Hancurnya Korea Utara akan menjadi berita buruk bagi Cina, tak ada rekan komunis di Asia.
Kim juga melakukan banyak perubahan dalam kebudayaan. Ia terlihat lebih terbuka ketimbang ayahnya. Dalam tayangan televisi, ia terlihat mengunjungi pameran, berbicara di depan umum, dan bertepuk tangan dalam sebuah konser rock di akhir pekan. Perempuan diberi lebih banyak kebebasan, termasuk mengenakan rok mini, meskipun 200 ribu orang berada di kamp-kamp penjara.
REUTERS | TELEGRAPH | EKO ARI
Berita terkait
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day
6 Februari 2021
Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.
Baca SelengkapnyaEks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir
3 Februari 2021
Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.
Baca SelengkapnyaEks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan
25 Januari 2021
Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.
Baca SelengkapnyaKim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan
20 Januari 2021
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.
Baca SelengkapnyaTahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya
2 Januari 2021
Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.
Baca SelengkapnyaTujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya
12 Desember 2020
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini
Baca SelengkapnyaCina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un
2 Desember 2020
Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.
Baca SelengkapnyaPeretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca
30 November 2020
Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaCegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan
29 November 2020
Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.
Baca SelengkapnyaMiliter Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze
23 November 2020
'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.
Baca Selengkapnya