Veto Suriah, Barat Kutuk Rusia dan Cina  

Reporter

Editor

Jumat, 20 Juli 2012 13:26 WIB

Sejumlah anggota Pertahanan Sipil memadamkan api dari beberapa mobil di lokasi ledakan di luar Gedung Pengadilan di Damaskus, Suriah, Kamis (28/6). REUTERS/SANA/Handout

TEMPO.CO, New York - Negara-negara Barat yang dipelopori Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris mengutuk sikap Rusia dan Cina karena memveto keputusan Dewan Keamanan PBB yang akan menjatuhkan sanksi terhadap Suriah.

Menurut Barat, Suriah telah melakukan pembunuhan terhadap warga sipil dengan menggunakan kekuatan militer sehingga perlu diberikan sanksi internasional. Namun demikian, keputusan Dewan Keamanan dalam sidang, Kamis, 19 Juli 2012, untuk menjatuhkan sanksi terhadap Suriah yang didukung oleh 11 negara, dua menolak, dan satu abstein tak bisa dilaksanakan karena diveto Rusia dan Cina.

Dewan Keamanan PBB memiliki 15 anggota terdiri dari lima anggota tetap yang memiliki hak veto terhadap resolusi Dewan Keamanan, yakni Rusia, Cina, Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris.

"Inggris terkejut atas veto Rusia dan Cina," kata Duta Besar Inggris untuk PBB, Mark Lyall Grant. Sedangkan Amerika Serikat sangat menyesalkan keputusan Rusia dan Cina. "Sikap tersebut merupakan sebuah kesalahan dukungan terhadap rezim Suriah," ujar juru bicara Presiden Barack Obama, Jay Carney, yang disampaikan di Gedung Putih usai mendengar keputusan Rusia dan Cina.

Resolusi veto ini akan diperpanjang hingga 45 hari ke depan sesuai dengan tugas dan misi pengamat PBB di Suriah. Misi ini sesungguhnya tidak efektif karena tergantung pada gencatan senjata yang disponsori oleh utusan khusus Liga Arab dan PBB, Kofi Annan.

Dewan Keamanan PBB masih punya waktu 90 hari untuk negosiasi terhadap resolusi lainnya hingga sebelum mandat misi pengamat berakhir pada Jumat, 20 Juli 2012, tengah malam waktu setempat. Meskipun resolusi ini bukan sanksi non-militer, namun dalam Bab VII Piagam PBB disebutkan bahwa Dewan bisa menjatuhkan sanksi diplomatik, ekonomi, dan intervensi militer. Anggota Dewan dari negara-negara Barat mengatakan, mereka sedang membicarakan tentang ancaman sanksi terhadap Suriah, tetapi bukan tindakan militer.

Koreponden Al Jazeera, Alan Fisher, melaporkan dari markas besar PBB di New York, saat ini sedang dilakukan pertemuan genting. "Pertemuan ini sangat mengandung kemarahan di antara anggota Dewan Keamanan. Duta besar Jerman untuk PBB mengritik keras sikap Rusia," ujar Fisher. "Apakah kita sedang melihat sebuah pembicaraan yang berputar-putar, mengutuk veto, dan tak satu pun ada yang membuat sebuah perencanaan."

Dalam kesempatan itu, Rusia mengatakan negaranya tidak bisa menerima sanksi tersebut dan menuduh bangsa-bangsa Barat yang berada di belakang resolusi itu berusaha melakukan tekanan sanksi dan melakukan tindakan militer terhadap persoalan dalam negeri Suriah.

"Mereka berhitung dengan menggunakan Dewan Keamanan PBB untuk melakukan tekanan terhadap sebuah negara berdaulat, namun hal tersebut tak bakal berhasil," kata Vitaly Churkin, Duta Besar Rusia untuk PBB, Kamis, 19 Juli 2012.

Menurut taksiran PBB, konflik di Suriah yang telah berlangsung selama 16 bulan untuk menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad telah memakan korban jiwa 14 ribu orang. Banyak di antara korban tewas tersebut akibat diterjang peluru pasukan keamanan.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita terpopuler lainnya:
Anak Surabaya Ini Dikontrak Klub Liga Spanyol
Kenapa Pemerintah Putuskan 1 Ramadan Sabtu?

Di-bully @triomacan2000, Dahlan Pamitan

Robot ''Teman Tidur'' Mulai Dipasarkan di Cina

Ruang Kerja Andi Mallarangeng Digeledah KPK

Tim Jokowi-Ahok Laporkan Dugaan Kampanye Hitam




Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya