TEMPO.CO , London - Asma Assad pernah dijuluki sebagai Putri Diana dari Timur Tengah. Dijuluki demikian, karena ia memesona dengan kegiatan amal tak kenal lelah.
Namun kini, setelah Suriah dilanda konflik berkepanjangan, ibu negara Suriah ini dicemooh media Barat. Email yang diperoleh WikiLeaks menunjukkan wanita 36 tahun ini, menghabiskan 270 ribu pound sterling (setara Rp 3,96 miliar) untuk membeli furnitur dari sebuah toko di London. Furnitur ini dibelinya Maret lalu, pada saat yang sama dengan sebuah desa habis terbakar dengan puluhan korban jiwa di Suriah.
Wanita asal Inggris ini juga memesan secara online beberapa barang, termasuk lima lilin seharga 8.800 pound sterling (setara Rp 129,2 juta) di toko DN Designs di Chelsea, London Barat.
Diperkirakan bahwa lebih dari 16.000 tewas di Suriah sejak pemberontakan dimulai Maret lalu. Termasuk dalam korban tewas adalah perempuan dan anak-anak yang terperangkap dalam baku tembak antara pasukan pemerintah dan pemberontak.
Tapi dari salinan e-mail yang diterima The Mail, saat warga sipil tak bersalah terbunuh, Asma tidak sama sekali terpengaruh dan menghentikan rencana membarui istana musim panasnya. Di istana ini, ia dan keluarga biasa 'menyingkir' untuk bersantai dari panas terik padang pasir.
Ibu tiga anak - yang pernah digambarkan oleh majalah Vogue sebagai 'mawar di padang pasir' - ini berniat mengganti seluruh perabotan di istana di kota pesisir Latakia, 200 km sebelah utara Damaskus. Istana ini sangat populer karena menawarkan pemandangan Laut Tengah, dengan pintu khusus menuju istananya.
Di lantai pertama, ada ruang makan yang dapat menampung setidaknya sepuluh orang, serta majelis - ruang tradisional Arab yang digunakan untuk menjamu tamu - dan salon atau ruang tamu.
Bocoran email menunjukkan pada tanggal 2 Maret pembantunya, Mansour Azzam, yang bekerja di Kementerian Urusan Kepresidenan (MOPA), mengirim email padanya dengan penawaran untuk semua perabotan yang dipesannya.
Di antara lebih dari 130 item, adalah kursi dengan harga 20 ribu pound sterling. Untuk ruang makan, ia memerintahkan membeli meja bundar senilai hampir 10 ribu pound sterling dan, untuk majelis, dia membeli karpet merah dan hijau Mamlouk yang harganya di bawah 11 ribu pound sterling.
DAILY MAIL | TRIP B
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya