TEMPO.CO , Yangon - Tokoh demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi kembali ke tanah airnya setelah menyelesaikan kunjungan luar negeri di Thailand selama enam hari, Minggu 3 Juni 2012. Peraih nobel perdamaian ini mengaku puas dengan perjalanan pertamanya setelah 24 tahun.
Suu Kyi tersenyum lebar saat hendak menuju bandara Yangon, dikawal pejabat senior partai oposisi. Ia melambaikan tangan dan mengatakan pada wartawan dengan semangat bahwa perjalanannya ke Thailand "Sangat memuaskan".
"Ini adalah kunjungan yang sangat baik," kata Suu Kyi sebelum masuk mobil yang telah menunggunya. "Sangat sukses."
Perjalanan panjang tahanan politik ini dipandang sebagai bukti kepercayaannya dalam pemerintahan sipil Myanmar, politik reformasi yang berbeda dengan mantan junta militer.
Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dari dua dekade terakhir sebagai tahanan rumah. Ia sebelumnya pernah menolak meninggalkan negara itu karena takut tidak diijinkan kembali lagi ke tanah airnya.
Ia menggunakan kunjungannya untuk menarik perhatian pada penderitaan rekan di luar negeri - dari eksploitasi pekerja migran yang bekerja di Thailand untuk mencari pekerjaan sekaligus mengungsi untuk mencari perdamaian.
Suu Kyi menjadi sorotan pada saat ia berpidato di Forum Ekonomi Dunia di Asia Timur, Jumat 1 Juni kemarin. Di depan peserta forum, ia menyampaikan pidato pertamanya sejak berjuang demi demokrasi di Myanmar pada tahun 1988.
Dalam pidatonya, Suu Kyi memperingatkan tentang "opimisme sembrono" dalam proses reformasi di Myanmar. Dia mengatakan bahwa ia percaya pada komitmen Presiden Thein Sein atas reformasi tetapi militer masih merupakan kekuatan yang harus diperhitungkan.
Tidak jelas apakah perjalanan Suu Kyi ke Thailand menjadi alasan Thein Sein membatalkan khadirannya di Forum Ekonomi Dunia di Asia Timur dengan tiba-tiba. Banyak spekulasi, Presiden Myanmar itu tidak ingin dikalahkan oelh Suu Kyi.
Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan bahwa kunjungan resmi pertama Thein Sein ke Thailand kemudian diatur ulang untuk hari Senin dan Selasa, tapi itu juga dibatalkan tanpa memberi alasan atau menawarkan hari lain.
Pada pertengahan Juni mendatang, Suu Kyi akan melakukan perjalanan internasional, tur lima negara ke Eropa, yaitu Jenewa, Dublin, London, Paris dan Oslo, Norwegia. Di Norwegia nanti, ia secara resmi akan menerima Hadiah Nobel Perdamaian dia telah diberikan pada 1991.
AP | RINA WIDIASTUTI
Berita terkait
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta
7 hari lalu
Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.
Baca SelengkapnyaSekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar
22 hari lalu
Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting
Baca SelengkapnyaJunta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional
32 hari lalu
Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.
Baca SelengkapnyaRumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar
38 hari lalu
Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu
Baca SelengkapnyaKomisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus
57 hari lalu
Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaPertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos
29 Januari 2024
ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.
Baca SelengkapnyaPengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta
25 Januari 2024
Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.
Baca SelengkapnyaJunta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing
5 Januari 2024
Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.
Baca SelengkapnyaJunta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian
16 November 2023
Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.
Baca SelengkapnyaKalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta
11 November 2023
Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.
Baca Selengkapnya