TEMPO.CO, Bangkok - Aung San Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian sekaligus pemimpin oposisi Myanmar, akhirnya mengakhiri masa isolasinya. Selasa 29 Mei 2012, ia melawat ke Bangkok, Thailand.
Inilah lawatan pertama Suu Kyi setelah 24 tahun diadiisolasi di negerinya sendiri. Lawatan ini sekaligus memulai debut Suu Kyi di panggung dunia.
Ketika ke Bangkok, Suu Kyi dijadwalkan berpidato di Forum Ekonomi Dunia di Asia Timur yang digelar di negeri tetanga Myanmar ini, Jumat, 1 Juni 2012. Suu Kyi juga dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra, hari ini, Rabu, 30 Mei 2012.
Pemimpin oposisi Myanmar ini juga akan mengunjungi para pekerja migran di Provinsi Samut Sakhon, Bangkok selatan. Mereka adalah pekerja-pekerja asal Myanmar yang mengisi lebih dari 80 persen dari sekitar dua juta tenaga kerja asing yang terdaftar di Thailand.
“Ini adalah kunjungan yang sangat simbolis, tetapi juga substansif karena ini menandai langkah Aung San Suu Kyi sebagai politikus internasional,” kata Thitian Pongsudhirak dari Universitas Shulalongkorn, Bangkok, Selasa, 29 Mei 2012 seperti dikutip Associated Press.
Seusai ke Thailand, Suu Kyi, akan kembali ke Myanmar sebelum kembali melawat ke Eropa pada pertengahan Juni. Ia akan resmi menerima Hadiah Nobel Perdamaian yang dianugerahkan kepadanya 21 tahun lalu di Oslo, Norwegia, pada 14 Juni.
Selama lebih dua dekade, Suu Kyi menolak keluar dari Myanmar karena khawatir tak diizinkan kembali oleh junta militer yang ditentangnya kala itu, termasuk tak menghadiri penghargaan Nobel yang diterimanya 21 tahun lalu.
WDA | CNN | AP | REUTERS
Berita terkait
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta
13 hari lalu
Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.
Baca SelengkapnyaSekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar
28 hari lalu
Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting
Baca SelengkapnyaJunta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional
38 hari lalu
Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.
Baca SelengkapnyaRumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar
44 hari lalu
Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu
Baca SelengkapnyaKomisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus
1 Maret 2024
Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaPertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos
29 Januari 2024
ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.
Baca SelengkapnyaPengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta
25 Januari 2024
Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.
Baca SelengkapnyaJunta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing
5 Januari 2024
Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.
Baca SelengkapnyaJunta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian
16 November 2023
Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.
Baca SelengkapnyaKalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta
11 November 2023
Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.
Baca Selengkapnya