TEMPO.CO, Casablanca - Ribuan orang, Ahad, 27 Mei 2012 turun di jalan-jalan Casablanca, ibu kota Maroko, berunjuk rasa atas kegagalan pemerintah mengatasi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Demo pada Ahad lalu yang diorganisir oleh Persatuan Dagang kemarin dipercaya sebagai aksi terbesar sejak pemerintah baru Maroko berkuasa. Para demonstran menuduh Perdana Menteri Abdelilah Benkirane gagal meningkatkan kesejahteraan sosial yang dijanjikan partainya ketika kampanye pada November 2011 lalu.
"Ada sekitar 50 ribu orang yang demonstrasi di jalanan. Mereka meminta pemerintah melakukan dialog untuk membicarakan masalah penyakit sosial negara," kata anggota parlemen dari kelompok sosialis, Hassan Tariq. "Persatuan Dagang menyampaikan pesan yang sangat jelas kepada pemerintah Benkirane bahwa dia perlu mengubah strategi pemerintahannya," ujar Tariq kepada kantor berita AFP.
Para pemimpin Persatuan meminta kepada pemerintah untuk membahas kenaikan gaji dan meningkatkan kesejahteraan sosial di sebuah negara yang hampir separuh rakyatnya berusia 15 hingga 29 tahun. Menurut data Bank Dunia yang dilansir bulan lalu, mereka merupakan kelompok umur yang tidak bekerja atau menempuh pendidikan.
Pemerintah Maroko sedang bergulat dengan krisis yang disebabkan oleh kekeringan dan penurunan tajam pendapatan dari sektor wisata. Pendapatan terbesar negara berasal dari penghasilan BUMN dan ekspor fosfat.
Pada Pemilu November 2011 lalu, Partai Pembangunan dan Keadilan yang merupakan partai Islam moderat memenangkan hampir semua kursi parlemen sekaligus memimpin koalisi pemerintahan. Dalam pidato kampanyenya, partai ini menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan keadilan, serta mengatasi pengangguran. Namun setelah lebih kurang enam bulan pemerintahan berjalan, para demonstran menganggap Benkirane tak bisa memenuhi janjinya.
"Benkirane dan Fouad Ali El Himma adalah dua sisi yang sama seperti koin," demikian salah bunyi slogan di jalan-jalan Casablanca.
Pada April lalu, pemerintah mengadopsi anggaran 2012 yang memotong defisit publik, tetapi terus berupaya meningkatkan belanja sosial. Tahun ini, Maroko mengalami defisit anggaran sebesar lima persen, turun dari enam persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Menteri Keuangan Nizar Baraka mengatakan ekonomi negara akan tumbuh sebesar tiga persen pada tahun ini, turun dari perkiraan semula, yakni 4,2 persen yang diakibatkan oleh kekeringan dan krisis utang Eropa yang menjadi rekan dagang terbesar Maroko.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terkait
Maroko Larang Produksi dan Jual Burka
13 Januari 2017
Maroko melarang produksi dan penjualan burka mulai awal pekan ini.
Baca SelengkapnyaTerkait dengan Ulama Turki, Maroko Tutup Sejumlah Sekolah
6 Januari 2017
Turki menuding Fethullah Gulen terlibat kudeta gagal pada 15
Juli 2016.
Dua Tahun Setelah Dikubur, Wanita Ini Muncul di Televisi
12 Maret 2016
Seorang wanita, yang "dimakamkan" dua tahun lalu, muncul di reality show mencari suaminya.
Baca SelengkapnyaTerkait Bom Paris, Maroko Tahan Warga Belgia
19 Januari 2016
Warga negara Belgia asal Maroko itu ditahan empat hari lalu.
Baca SelengkapnyaWanita Bercelana Pendek Disebut Penjahat di Negara Ini
18 Juli 2015
"Lihatlah dia! Dia berjalan di jalan dengan ibunya dalam keadaan telanjang."
Baca SelengkapnyaIndomie Garap Pasar Maroko Sejak 2010
10 Mei 2015
Dubes RI di Rabat, Syarief Syamsuri, mengunjungi kantor penjualan dan pemasaran Indomie Indo Morocco Company SA.
Baca SelengkapnyaIndomie Bangun Pabrik di Maroko
10 Mei 2015
Akan mulai memproduksi akhir triwulan ketiga 2015.
Baca SelengkapnyaBanjir di Maroko, 30 Orang Tewas
24 November 2014
Puluhan lainnya hilang.
Baca SelengkapnyaMaroko Larang Penggunaan Burkini di Kolam Renang
28 Agustus 2014
Beberapa resor di kota wisata Marrakesh dilaporkan melarang burkini dengan alasan kebersihan.
Baca SelengkapnyaDi Maroko, Pemerkosa Tak Dihukum Jika...
23 Januari 2014
Korban perkosaan dinikahi pelaku, tujuh bulan kemudian bunuh diri.
Baca Selengkapnya