Pengakuan PSK yang Disewa Agen Secret Service  

Reporter

Editor

Jumat, 20 April 2012 08:43 WIB

Seorang PSK Cartagena, Kolombia, yang diidentifikasi bernama Dania. Dia terlibat cekcok mulut dengan anggota Secret Service, hal yang membuat skandal itu terbongkar.

TEMPO.CO, Kartagena - Dia hanya diidentifikasi sebagai Dania. Orang tua tunggal dengan satu anak ini disebut-sebut sebagai pekerja seks komersial yang disewa oleh salah seorang agen Secret Service. Dia pula yang "ribut" dengan pengguna jasanya karena membayar tak sesuai angka yang disepakati.

Kepada New York Daily News, ibu bocah berusia 9 tahun ini menyatakan awalnya dia sama sekali tak tahu pelanggan barunya adalah agen Secret Service. Mereka bertemu di sebuah tempat hiburan malam yang disebut-sebut bernama Pley Club. Setelah saling goda, sang agen sepakat dengan tarif yang diajukannya, US$ 800.

"Sepanjang malam, dia bilang dia adalah pengawal Obama," Dania mengenang. d

Namun, usai melayani, ia hanya dibayar US$ 30, sangat jauh dari angka yang disepakati. "Saya katakan padanya, "Baby, itu uang tunai saya," katanya.

Berita di harian itu dimuat pada hari yang bersamaan ketika tiga agen Secret Service yang terlibat dalam skandal itu menyatakan mundur. Saat ini beberapa agen sedang diselidiki untuk kemungkinan penggunaan narkoba, demikian ABC News melaporkan.

Dania menolak meninggalkan kamar sebelum dibayar sesuai kesepakatan. Perdebatan terjadi hingga ke lobi hotel dan menarik perhatian manajemen hotel. Kericuhan itu berakhir dengan terlibatnya penegakan hukum Kolombia. Dia pulang setelah dibayar sekitar US$ 225.

Ia baru tahu kasusnya menjadi berita besar sehari kemudian setelah seorang temannya bercerita yang menyewa jasanya adalah seorang agen Secret Service. "Saya takut," katanya. Dania berkata bahwa dia tidak ingin orang yang bersangkutan ditegur dan ia bakal menerima pembalasan.

"Ini adalah sesuatu yang sangat besar," ucapnya. "Ini menyangkut pemerintah Amerika Serikat. Saya menangis sepanjang waktu."

Sebelas agen Secret Service akhirnya dikirim pulang dari kota bergaya era kolonial, Kartagena. Secret Service tidak mengidentifikasi tiga agen yang mundur dan delapan orang yang menjalani cuti administratif.

Para agen terlibat dalam skandal prostitusi di Kolombia yang juga melibatkan sekitar 10 anggota dinas militer dan sebanyak 20 wanita. Prostitusi merupakan bisnis legal di beberapa bagian Kolombia dan ditoleransi di sebagian besar kota.

Kolonel Scott Malcolm, bagian dari tim militer yang ditugaskan untuk mendukung misi Secret Service di Kartagena, Rabu mengatakan, seorang kolonel Angkatan Udara memimpin penyelidikan militer dan tiba di Kolombia dengan pengacara militer Selasa pagi. Berdasarkan temuan awal, pasukan diduga melanggar jam malam yang ditetapkan oleh komandan mereka. "Mereka tidak di kamar mereka atau mereka datang ke kamar mereka terlambat atau mereka berada di kamar mereka dengan seseorang yang seharusnya tidak ada," kata Malcolm.

TRIP B | ABC NEWS | NEW YORK DAILY NEWS

Inter Pilihan

Skandal Seks, Dimana Agen Perempuan Secret Service

Foto Memalukan Pasukan Amerika di Afganistan Dikecam

Sidang, Anggota Parlemen Asyik Lihat Foto Porno

Negara Krisis, Raja Spanyol Berburu Gajah Afrika

Anak Petinggi Partai Tonton Foto Syur Saat Sidang

Tiga Pengawal Obama Keluar dari Secret Service

India Sukses Luncurkan Rudal Jarak Tempuh 5.000 Km





Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya