TEMPO.CO , Jakarta - Komisi pemilihan presiden Mesir mengumumkan berita mengejutkan dengan mendiskualifikasi sepuluh kandidat calon presiden. Apalagi tiga kandidat yang digagalkan itu di antaranya merupakan calon terkuat, yaitu bekas kepala mata-mata di bawah pemerintahan Husni Mubarak, Omar Suleiman; kandidat Persaudaraan Muslim, Khairat al-Shater; dan politikus Salafi, Hazem Abu Ismail.
Ketua Komisi Pemilihan Presiden, Farouk Sultan, tak mengungkapkan alasan pencoretan mereka secara terperinci. Namun bagi kandidat yang didiskualifikasi memiliki waktu 48 jam untuk mengajukan banding. Hal itu sesuai aturan pemilu setempat. Nantinya daftar akhir calon presiden akan diumumkan pada 26 April 2012.
Tiga belas calon lain telah dinyatakan lolos kualifikasi, antara lain mantan Ketua Liga Arab sekaligus bekas Menteri Luar Negeri pemerintahan Mubarak, Amr Moussa; moderate Islamis, Abdel-Moneim Abolfotoh; dan mantan Perdana Menteri era Mubarak, Ahmed Shafiq.
Keputusan tersebut memanaskan suasana menjelang pemilihan presiden yang akan berlangsung pada 23 dan 24 Mei nanti. Apabila dalam pemilihan presiden pertama tidak ada kandidat yang mendapat dukungan suara lebih dari 50 persen suara, akan digelar pemilihan sela pada 16 dan 17 Juni. Hasil pemilihan diumumkan pada 21 Juni 2012.
Setelah penggulingan Mubarak 14 bulan lalu, penguasa militer yang mengambil alih kekuasaan berjanji akan menyerahkan kekuasaan kepada pemimpin sipil sebelum 1 Juli nanti.
Seorang juru bicara tim kampanye al-Shater, Murad Muhammad Ali, menilai keputusan komisi pemilihan Mesir sangat berbahaya dan itu memberi pesan bahwa tidak ada revolusi di Mesir.