Presiden Mali Resmi Mengundurkan Diri

Reporter

Editor

Senin, 9 April 2012 06:45 WIB

Para tentara berjalan di pintu masuk kompleks pemerintahan setelah merebut kekuasaan lewat kudeta Rabu (21/3) lalu di Bamako, Mali, Kamis (22/3). AP/Harouna Traore

TEMPO.CO ,BAMAKO -- Presiden Mali Amadou Toumani Toure secara resmi mengundurkan diri, demikian diumumkan penengah internasional dalam krisis itu, Minggu 8 April 2012. Sebelumnya, Amadou digulingkan dalam kudeta militer.

"Kami baru saja menerima surat pengunduran dirinya," kata Menteri Luar Negeri Burkina Faso Djibrill Bassole di Bamako, seperti ditulis AFP. ""Kami akan memberi tahu pihak berwenang mengenai hal itu"

Pengunduran diri Toure itu membuka jalan bagi kepergian junta militer yang menggulingkannya.

Menurut ketentuan perjanjian transisi yang dicapai dengan blok Afrika Barat ECOWAS pada Jumat malam, para pemimpin junta akan mengundurkan diri untuk memungkinkan pemulihan demokrasi jika Toure secara resmi meletakkan jabatannya.

Perjanjian itu juga menetapkan pencabutan sanksi-sanksi yang diterapkan oleh ECOWAS yang sudah mulai berlaku dan pemberian amnesti bagi mereka yang terlibat dalam kudeta itu.

Menurut perjanjian tersebut, ketua parlemen Dioncounda Traore akan menjadi presiden sementara dengan tugas menyelenggarakan pemilihan umum, bila mungkin dalam waktu 40 hari.

Ia juga harus berusaha mengatasi pemberontakan di separuh Mali di wilayah utara, yang dikuasai gerilyawan Tuareg dan kelompok muslim garis keras.

Gerilyawan Tuareg mengeluarkan deklarasi kemerdekaan pada Jumat, yang ditolak tidak saja oleh masyarakat internasional namun juga oleh kelompok muslim garis keras sekutu mereka.

Kudeta pasukan yang tidak puas pada bulan lalu dimaksudkan untuk memberi militer lebih banyak wewenang guna menumpas pemberontakan di wilayah utara, namun hal itu malah menjadi bumerang dan pemberontak menguasai tiga kota utama di Mali utara dalam waktu tiga hari saja.

Minggu (1/4), gerilyawan Tuareg menyatakan telah menguasai kota gurun Timbuktu, benteng terakhir pemerintah di Mali utara.

Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan "berakhirnya pendudukan Mali", Gerakan Pembebasan Nasional Azawad (MNLA) mengatakan, mereka akan menjamin "ketertiban dan pemerintahan".

Timbuktu adalah kota besar terakhir yang jatuh ke tangan suku Tuareg dan gerilyawan muslim garis keras.

Kota yang berpenduduk sekitar 50.000 orang itu adalah lokasi warisan dunia PBB dengan julukan "mutiara gurun".

MNLA menyatakan lagi, Minggu, mereka "tidak memiliki hubungan dengan kelompok muslim garis keras dan... tujuan mereka adalah Azawad, rakyatnya dan kemerdekaannya".

MNLA pada pertengahan Januari meluncurkan lagi perang puluhan tahun bagi kemerdekaan Tuareg di wilayah utara yang mereka klaim sebagai negeri mereka, yang diperkuat oleh gerilyawan bersenjata berat yang belum lama ini kembali dari Libya.

Ikut bergabung dengan mereka adalah tokoh Tuareg terkenal Iyad Ag Ghaly, yang memimpin pemberontakan pada tahun 1990-an dan kembali sebagai pemimpin Ansar Dine, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida di Maghribi Islam.

Kedua pihak yang berperang itu memiliki hubungan yang mendua, namun MNLA menjauhkan diri dari tuntutan Ag Ghaly agar hukum sharia Islam diberlakukan di Mali.

Dalam serangkaian serangan kilat terhadap kota-kota di selatan, gerilyawan Tuareg berhasil mengatasi militer Mali, sementara sebuah kelompok pasukan pembangkang menggulingkan Presiden Amadou Toumani Toure karena "ketidakmampuannya" dalam menangani konflik.

Angkatan bersenjata Mali telah lama mengalami kemunduran dan dalam posisi bertahan ketika mereka menghadapi kekerasan-kekerasan Al-Qaida di Maghribi Islam (AQIM) dan pemberontakan Tuareg di wilayah gurun utara luas, yang menjadi ajang penyelundupan narkoba dan senjata serta penyanderaan warga Barat.


WDA | ANT

Berita terkait

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

1 Mei 2017

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

23 Agustus 2016

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.

Baca Selengkapnya

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

23 November 2015

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

Senegal siap membantu Mali.

Baca Selengkapnya

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

23 November 2015

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.

Baca Selengkapnya

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

21 November 2015

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.

Baca Selengkapnya

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas

21 November 2015

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas


Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.

Baca Selengkapnya

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

20 November 2015

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi

Baca Selengkapnya

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

20 November 2015

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.

Baca Selengkapnya

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

20 November 2015

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

20 November 2015

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.

Baca Selengkapnya