TEMPO.CO , Kairo - Mantan Kepala Intelijen Mesir, Omar Suleiman, mengatakan akan mencalonkan diri sebagai presiden jika pendukungnya melengkapi dokumennya dalam sehari. Ia merupakan salah satu sekutu pemimpin terguling Husni Mubarak.
Suleiman, 74 tahun, menjabat selama bertahun-tahun sebagai kepala intelijen militer dan Badan Intelijen Umum. Mubarak menjadikannya Wakil Presiden pada Januari tahun lalu saat demonstrasi besar-besaran melanda negeri itu dan berusaha mentransfer kekuasaan kepadanya.
Dalam pernyataan yang diedarkan oleh pembantu kampanyenya, Suleiman mengatakan permintaan publik telah meyakinkannya untuk maju. Setidaknya, diperlukan 30.000 pendukung untuk pencalonannya.
"Saya prajurit dan tak pernah melanggar perintah. Jika Anda semua memerintahkan saya maju (dalam pencalonan), saya akan maju," katanya.
Pada hari Rabu dia telah menegaskan tidak akan mencalonkan diri. Namun ratusan pendukung Suleiman menggelar unjuk rasa di Kairo pada Jumat membawa spanduk bertulisan, "Suleiman, Selamatkan Mesir" dan "Kami tidak ingin kelompok Islam".
Sebelumnya, pada Jumat, ribuan pendukung Hazem Salah Abu Ismail yang berhaluan Salafi garis keras berdemonstrasi menentang apa yang mereka sebut satu komplotan resmi untuk menghentikan syekh ultrakonservatif dari pemilihan presiden. Abu Ismail telah muncul sebagai salah satu kandidat. Namun komisi pemilihan mengatakan, Kamis, sedang memeriksa informasi ibunya memiliki paspor AS, yang berpotensi mendiskualifikasinya.
Popularitasnya telah mengundang kekhawatiran kubu sekuler Mesir. Kelompok Islam kini menguasai majelis.
TRIP B | AP
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya