TEMPO.CO , Pyongyang - Digertak Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk menghentikan uji coba nuklirnya, Korea Utara membalasnya dengan ledekan. Alih-alih menuruti saran orong nomor satu AS itu, Korea Utara berjanji pada Selasa untuk terus melanjutkan rencana peluncuran roketnya.
Mereka menyebut apa yang tengah disiapkannya adalah peluncuran satelit untuk tujuan damai. Menurut mereka, setiap bangsa memiliki hak ini, dan meminta Obama untuk menghilangkan "pola pikir konfrontatif"-nya.
"Kepala negara AS mengatakan ia tidak berniat jahat terhadap kami," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Pyongyang seperti dikutip oleh kantor berita KCNA. "Tapi jika pernyataan itu tulus, ia harus meninggalkan pola pikir konfrontatif yang mencoba memblokir kami, dan harus memiliki keberanian untuk mengakui bahwa kami punya hak untuk meluncurkan satelit seperti yang dilakukan negara-negara lain."
Rencana Korut untuk meluncurkan roket jarak jauh bulan depan telah membayangi pertemuan puncak KTT Nuklir yang diikuti 53 negara. Pertemuan berfokus pada ancaman uranium dan bahan nuklir lainnya agar tak jatuh ke tangan teroris.
Obama yang berada di Korsel selama tiga hari untuk mengikuti KTT itu berulang kali mengecam rencana peluncuran satelit itu. Di sisi lain, ia menggarisbawahi negaranya tidak bermusuhan dengan Korut.
Korut mengatakan akan menilai apakah pernyataan Obama itu tulus atau hanya bentuk kemunafikan yang lain. "Tergantung pada apakah negaranya menerapkan standar ganda untuk peluncuran satelit itu," kata juru bicara Korut.
Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara lainnya mengatakan peluncuran itu sebenarnya adalah ajang tes rudal jarak jauhnya, yang dilarang di bawah resolusi PBB dan melanggar kesepakatan AS-Korea Utara bulan lalu.
Obama pada hari Senin mengajukan tantangan yang tidak biasa, langsung ke pemimpin baru Korut, untuk "memiliki keberanian mengejar perdamaian". "Tidak akan ada keuntungan lebih dari sebuah provokasi," katanya mengacu pada peluncuran itu.
Presiden Cina, Hu Jintao, yang negaranya adalah satu-satunya sekutu utama Korea Utara, juga dilaporkan menyatakan keprihatinan serius pada rencana Pyongyang.
TRIP B | TELEGRAPH
Berita terkait
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day
6 Februari 2021
Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.
Baca SelengkapnyaEks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir
3 Februari 2021
Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.
Baca SelengkapnyaEks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan
25 Januari 2021
Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.
Baca SelengkapnyaKim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan
20 Januari 2021
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.
Baca SelengkapnyaTahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya
2 Januari 2021
Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.
Baca SelengkapnyaTujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya
12 Desember 2020
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini
Baca SelengkapnyaCina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un
2 Desember 2020
Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.
Baca SelengkapnyaPeretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca
30 November 2020
Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaCegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan
29 November 2020
Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.
Baca SelengkapnyaMiliter Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze
23 November 2020
'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.
Baca Selengkapnya