Obama Tantang Pemimpin Korut untuk Berani Berdamai  

Reporter

Editor

Senin, 26 Maret 2012 11:35 WIB

Presiden Amerika Serikat Barack Obama membuat pernyataan sat bertemu dengan anggota Business Roundtable untuk mendiskusikan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi di Newseum, Washington D.C., Amerika Serikat, Selasa (6/3). REUTERS/Mike Theiler

TEMPO.CO , Seoul - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menantang langsung pemimpin Korea Utara "untuk memiliki keberanian dalam mengejar perdamaian" . Di sisi lain ia mengingatkan murka dunia jika mereka mengesampingkannya. Kegagalan dalam mengejar perdamaian, katanya, hanya akan membuahkan masa depan tanpa martabat, penghargaan, atau harapan bagi rakyatnya.

Obama menyatakan tekadnya untuk menciptakan dunia tanpa senjata nuklir. Ia menyatakan dengan tegas bahwa Amerika Serikat memiliki lebih dari yang dibutuhkan dan dapat memotong persenjataan itu tanpa melemahkan keamanan atau dari sekutunya.

Ia menyatakan hal ini di tengah-tengah pertemuan puncak nuklir internasional di Seoul. Pertemuan itu diselenggarakan di tengah ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea. Seoul memperingatkan mungkin akan menembak jatuh roket Korea Utara yang membawa satelit jika melanggar wilayah Korea Selatan.

Dalam pernyataan yang disebut Associated Press sebagai "luar biasa pribadi", Obama mengatakan dia berbicara tentang keinginannya untuk pengurangan nuklir lebih lanjut "sebagai presiden satu-satunya negara yang pernah menggunakan senjata nuklir, sebagai komandan dari negara yang kode nuklir tidak pernah jauh dari sisinya, dan sebagai pelindung ingin menghapus ancaman pemusnahan nuklir."

Obama juga bertemu di sela-sela pertemuan puncak dengan pemimpin Rusia, Dmitry Medvedev. Ia juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Cina Hu Jintao, yang ia diperkirakan akan meminta bantuan Cina mendesak Korea Utara.

Khusus kepada pemimpin Korea Utara, dalam pidatonya ia mengatakan negara terisolasi itu perlu mengubah cara agar "mimpi mereka tidak menjadi lebih rusak" dan "makin terisolasi lagi". Pernyataan itu muncul sehari setelah ia mengunjungi Zona Demiliterisasi (DMZ).

"Sekarang harus jelas," katanya. "Provokasi Anda dan pencapaian senjata nuklir belum mencapai tingkat yang Anda cari, martabat Anda rusak, dan Anda lebih terisolasi."

Berbicara di Hankuk University, Obama mengatakan bahwa masyarakat internasional telah membuat kemajuan dalam mengurangi ancaman bahan nuklir. Namun ia menyatakan semua masih di bawah ilusi. "Kita sudah dapat mengatakan dengan pasti bahwa kita memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada yang kita butuhkan," katanya.

Obama juga menegaskan kembali peringatannya soal Iran. Obama mengatakan ia akan membicarakan Iran dalam pertemuan di kemudian hari dengan para pemimpin Rusia dan Cina.

Obama mengatakan AS telah bergerak maju bersama dengan Rusia untuk menghilangkan plutonium untuk sekitar 17 ribu senjata nuklir dan mengubahnya menjadi listrik. Ia menyebut perjanjian nuklirnya bersama Rusia, New START Treaty, adalah "perjanjian pengawasan senjata yang paling komprehensif dalam hampir dua dekade".

TRIP B |AP

Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya