Tiga Tugas Mendasar Komisi HAM OKI  

Reporter

Editor

Jumat, 24 Februari 2012 14:54 WIB

TEMPO/Parliza Hendrawan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Hak Asasi Manusia Organisasi Kerja Sama Islam (IPHRC-OIC) akan mengemban tiga tugas utama untuk mengembangkan HAM di antara negara-negara anggota OKI. Tugas tugas tersebut adalah membantu negara anggota memenuhi standar HAM, membantu negara-negara angggota OKI melaporkan catatan HAM, serta meningkatkan kapasitas negara-negara anggota.

“Masih banyak negara anggota OKI yang belum memiliki standar instrumen yang dalam konteks hak asasi manusia,” kata komisioner asal Indonesia, Siti Ruhaini Dzuhayatin, seusai pertemuan sesi pertama Komisi HAM OKI yang digelar Jumat, 24 Februari 2012. Peningkatan kapasitas menjadi salah satu hal yang muncul dalam diskusi tersebut. Sebab hal itu dinilai akan menjadi instrumen yang cukup efektif dalam mempromosikan dan menegakkan HAM di negara-negara anggota OKI.

Penekanan terhadap jaringan kerja antara Komisi dengan berbagai pihak terkait sebagai bagian dari peningkatan kapasitas dan institusi. Komisioner Mesir dan Pakistan menekankan pentingnya proses pemberdayaan masyarakat sipil dalam promosi dan penegakan HAM. Mereka menganggap proses dialog antara pemerintah dan masyarakat sipil akan berperan sangat penting dalam pembangunan hak asasi manusia.

Komisi ini, ujar Ruhaini, diharapkan dapat secara rutin meninjau komitmen ratifikasi negara-negara OKI terhadap konvensi hak asasi manusia internasional dan instrumennya. “Tentu Komisi juga harus meninjau apa yang menjadi keberatan dari negara-negara tersebut sehingga semakin banyak negara OKI meratifikasi aturan tentang hak asasi manusia,” kata Ruhaini.

Komisi ini, menurut Ruhaini, harus dapat menjembatani universalitas hak asasi manusia dengan diversifikasi nilai tradisional dan Islam di masing-masing negara.

Krisis identitas di banyak negara Islam, menurut mantan Pelapor Khusus Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk kasus pelanggaran hak-hak minoritas, Dou Dou Diene, menjadi tantangan khusus bagi Komisi. “Komisi ini harus membangun mekanisme agar masalah krisis identitas yang menyebabkan fundamentalisme berhadapan dengan globalisme menjadi fokus negara anggota OKI,” ujarnya.

SITA PLANASARI AQUADINI

HAM

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

6 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

11 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

38 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

43 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

44 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

49 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

51 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

58 hari lalu

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

22 Februari 2024

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

KY telah menerima 120 pendaftar konfirmasi untuk calon hakim agung.

Baca Selengkapnya