Suu Kyi Minta Amendemen Konstitusi

Reporter

Editor

Senin, 30 Januari 2012 04:22 WIB

Aung San Suu Kyi. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO , Jakarta: -- Pemimpin gerakan demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, meminta agar konstitusi yang dirancang oleh militer pada 2008 diamendemen. Suu Kyi beralasan, konstitusi itu memberi ruang yang luas untuk militer berkuasa, termasuk dapat menunjuk anggota kabinet, mengendalikan negara dalam situasi darurat, dan menguasai seperempat kursi di parlemen.



“Kita perlu mengamendemen beberapa bagian tertentu dari konstitusi,” kata Suu Kyi kepada ribuan pendukungnya saat ia berkunjung ke wilayah Dawei, sekitar 615 kilometer arah selatan dari rumahnya di Yangon, Minggu 29 Januari 2012.



Masyarakat internasional, ujar Suu Kyi, siap membantu Myanmar untuk meneruskan jalan menuju demokrasi. Pemimpin oposisi ini menjelaskan, ada sejumlah peraturan tertentu yang menghambat kebebasan rakyat. Pengajuan amendemen konstitusi akan dilakukan lewat parlemen.



Suu Kyi juga mengatakan untuk berjuang guna menyelesaikan konflik yang terjadi antara pasukan pemerintah dan pemberontak etnik minoritas Myanmar. “Keragaman bukan sesuatu yang ditakuti, melainkan dapat dinikmati,” ujar putri tokoh pembaruan Myanmar, Jenderal Aung San.



Seorang diplomat yang mengikuti kunjungan Suu Kyi ke Dawei mengatakan, kebijakan politik Suu Kyi semakin jelas. “Saya pikir ini pidato terbaik yang pernah saya dengar darinya,” ujar diplomat itu.



Advertising
Advertising

Meski kehadiran Suu Kyi bukan terkait dengan kampanye politiknya menjelang pemilihan umum sela pada 1 April mendatang, ribuan pendukungnya menyambut Suu Kyi layaknya saat kampanye. Mereka mengibarkan bendera partai dan mengenakan T-shirt dengan lukisan wajah Suu Kyi.



Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), akan bertarung dalam pemilihan umum sela nanti untuk mengisi 40 kursi yang lowong di parlemen.



Sepanjang jalan mereka meneriakkan yel-yel “Panjang umur Ibu Aung San Suu Kyi”, dan Suu Kyi melambaikan tangannya dari dalam mobil. Ini merupakan kunjungan keempat Suu Kyi keluar dari Yangon setelah ia dibebaskan dari tahanan rumah pada 13 November 2010.



Para pendukung Suu Kyi mengatakan, kehadiran ibu dua anak ini akan membawa suara prodemokrasi sangat berpengaruh di parlemen. Selama ini mereka kesulitan menyuarakan pendapat mereka.



“Dia akan lebih mampu berbuat di dalam parlemen daripada dia berada di luar. Ada sejumlah hal amat penting, yakni isu etnis dan pembaruan politik yang perlu diperhatikan,” kata Ko Htin Kyaw, mantan tahanan politik yang ditangkap pada 2007 dan dibebaskan lewat amnesti bulan ini.



REUTERS | BBC | MARIA RITA

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya