TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 169 warga Indonesia yang bekerja sebagai awak kapal pesiar Costa Concordia bertemu perusahaan pemilik kapal untuk membahas pemberian hak-hak mereka. Pertemuan dilakukan di Roma, Senin, 16 Januari malam. "Rencananya akan dibicarakan pemberian gaji mereka," kata Musurifun Lajawa, Kepala Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Italia, kepada Tempo, Senin, 16 Januari 2012 malam.
Musurifin juga membenarkan adanya rencana kepulangan 170 ABK tersebut ke Tanah Air. "Setelah urusan hak ini selesai, baru akan dibahas mengenai kapan kepulangannya," ujarnya
Dalam keteranganya, Musurifin menjelaskan bahwa saat ini sebanyak 169 ABK Indonesia telah dipindahkan ke Hotel Hilton Garden, Roma. Di hotel tersebut rencananya akan dibahas mengenai persoalan hak-hak ABK dengan pihak perusahaan. "Tadi saya melihat wakil asosiasi perburuhan Italia datang melihat. Kemungkinan ia juga akan hadir nanti," katanya
Kapal pesiar Costa Concordia merupakan kapal pesiar mewah yang tenggelam karena menabrak karam di pesisir pantai Pulau Giglio, dekat Porto Santo Stefano, Toskana, Italia, 13 Januari 2012. Kapal ini mempekerjakan 170 ABK asal Indonesia.
Sebanyak dua ABK Indonesia menderita luka akibat tenggelamnya kapal tersebut. Kedua ABK itu berinisial Nyoman dan Wayan. Nyoman menderita patah tulang rusuk dan masih dirawat di rumah sakit di Porto Santo Stefano. Sedangkan Wayan menderita luka ringan di tangan.
ANANDA PUTRI
Berita Terpopuler
Ini Kisah WNI Penumpang Costa Concordia
Kesaksian ABK Indonesia: Air Masuk Tak Secepat Titanic
Berapa Tarif Kapal Pesiar Costa Concordia?
Kapal Costa Concordia Sudah Sial Sejak Diluncurkan
Kapten Kapal Costa Concordia Masuk Bui
Aneh, Kapten Kapal 'Ngacir' Sebelum Costa Concordia Karam
Berita terkait
Esti Andayani, Dubes RI Perempuan Pertama untuk Italia
20 Mei 2017
Dubes Esti Andayani menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Italia Sergio Mattarella.
Baca SelengkapnyaTerbongkar, Penampungan Imigran Dikelola Mafia Selama Satu Dekade
16 Mei 2017
Polisi Italia mengungkapkan salah satu pusat penampungan imigran terbesar di Italia berada dalam cengkeraman mafia selama lebih dari satu dekade
Baca SelengkapnyaWali Kota Italia Beri Rp 30 Juta Jika Mau Tinggal di Kota Ini
10 Mei 2017
Wali kota Italia beri uang Rp 30 juta bagi siapa saja yang mau tinggal di kota sepi di Bormida.
Baca SelengkapnyaItalia Selamatkan 3.000 Pengungsi Afrika di Laut Mediterania
7 Mei 2017
Hingga tahun ini sekitar 43 ribu pengungsi dan pendatang tiba di Eropa melalui laut, lebih dari 1.000 orang meninggal.
Baca SelengkapnyaPerempuan Tertua di Dunia Meninggal di Usia 117 Tahun
16 April 2017
Emma Morano diyakini adalah orang terakhir di dunia yang lahir pada 1800-an.
Baca SelengkapnyaHakim Bebaskan Terdakwa Pemerkosa karena Korban Tidak Menangis
25 Maret 2017
Hakim di Turin, Italia, membebaskan terdakwa kasus perkosaan seorang wanita dari tuntutan hukum. Alasannya, wanita itu tidak menangis.
Baca SelengkapnyaUskup Sisilia Haramkan Anggota Mafia Jadi Ayah Baptis
20 Maret 2017
Seorang uskup agung di Sisilia melarang setiap anggota mafia
menjadi ayah baptis bagi setiap anak yang menerima sakramen
pembaptisan di keuskupannya
Tunawisma Dibakar Hidup-Hidup, Polisi Italia Buru Pelaku
12 Maret 2017
Polisi memburu pelaku pembakaran terhadap seorang tunawisma yang tewas karena dibakar hidup-hidup di Kota Palermo, Sisilia, Italia.
Baca SelengkapnyaDubes Parengkuan Terima Penghargaan dari La Sponda
23 Desember 2016
Dubes Parengkuan dinilai sebagai figur yang memajukan hubungan Indonesia-Italia.
Baca SelengkapnyaPromosi Gencar ITPC Milan Tingkatkan Ekspor RI ke Italia
19 Desember 2016
Dari pameran saja, total potensi perdagangan mencapai 1,52 juta Euro (Rp 21,23 miliar)
Baca Selengkapnya