TEMPO.CO , Jakarta:- Ajisman, 27 tahun, yang bekerja sebagai Cabin Steward mengaku hanya sedikit trauma saat peristiwa tenggelamnya kapal pesiar Costa Concodia di Italia. Ketakutan itu muncul, kata dia, ketika kapal miring dan air mulai masuk.
"Tapi untungnya, ada peringatan pengamanan di kapal sehingga tidak terlalu panik," kata dia saat dihubungi Tempo, Senin 16 Januari 2012 kemarin. Toh penumpang tetap saja panik. "Kami harus menenangkannya."
Usai peringatan itu, ia segera menuju ke bawah dengan mengantarkan 200 penumpang ke kapal pelampung. "Saat menggiring mereka ini tetap saja berteriak histeris," katanya.
Ia siap turun ke laut jika memang saat itu tidak memungkinkan menaiki kapal pelampung. Ajisman yang berasal dari Kalimantan ini yakin dengan kemampuannya. "Saya bisa berenang, toh tak jauh dari pulau."
Menurut Ajisman, Costa memang tidak berada pada posisi yang benar. Dari rekannya yang ada di bagian luar, kata Ajis, kapal itu lebih mepet ke pinggir daratan. Padahal, kapal ini hampir setiap pekan melalui jalur yang sama dan tidak pernah ada masalah.
"Rute ini dilewati tiap pekan sejak kapal ini diluncurkan tahun 2006," terangnya. Ia belum bisa memastikan kembali ke Indonesia karena harus mengurus dokumen dan haknya di perusahaan tersebut.
EKO ARI WIBOWO
Berita Terpopuler
Kesaksian ABK Indonesia: Air Masuk Tak Secepat Titanic
Berapa Tarif Kapal Pesiar Costa Concordia?
Kapal Costa Concordia Sudah Sial Sejak Diluncurkan
Kapten Kapal Costa Concordia Masuk Bui
Aneh, Kapten Kapal 'Ngacir' Sebelum Costa Concordia Karam
Jurus Jokowi Bereskan Banjir Jakarta
Wawancara Jokowi: Boleh Diadu Sama Mobil Jepang
Kapten Kapal Pesiar Costa Tak Mengikuti Prosedur
Jokowi: Dempul Esemka Emang Tebal, Terus Kenapa?
Berita terkait
Esti Andayani, Dubes RI Perempuan Pertama untuk Italia
20 Mei 2017
Dubes Esti Andayani menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Italia Sergio Mattarella.
Baca SelengkapnyaTerbongkar, Penampungan Imigran Dikelola Mafia Selama Satu Dekade
16 Mei 2017
Polisi Italia mengungkapkan salah satu pusat penampungan imigran terbesar di Italia berada dalam cengkeraman mafia selama lebih dari satu dekade
Baca SelengkapnyaWali Kota Italia Beri Rp 30 Juta Jika Mau Tinggal di Kota Ini
10 Mei 2017
Wali kota Italia beri uang Rp 30 juta bagi siapa saja yang mau tinggal di kota sepi di Bormida.
Baca SelengkapnyaItalia Selamatkan 3.000 Pengungsi Afrika di Laut Mediterania
7 Mei 2017
Hingga tahun ini sekitar 43 ribu pengungsi dan pendatang tiba di Eropa melalui laut, lebih dari 1.000 orang meninggal.
Baca SelengkapnyaPerempuan Tertua di Dunia Meninggal di Usia 117 Tahun
16 April 2017
Emma Morano diyakini adalah orang terakhir di dunia yang lahir pada 1800-an.
Baca SelengkapnyaHakim Bebaskan Terdakwa Pemerkosa karena Korban Tidak Menangis
25 Maret 2017
Hakim di Turin, Italia, membebaskan terdakwa kasus perkosaan seorang wanita dari tuntutan hukum. Alasannya, wanita itu tidak menangis.
Baca SelengkapnyaUskup Sisilia Haramkan Anggota Mafia Jadi Ayah Baptis
20 Maret 2017
Seorang uskup agung di Sisilia melarang setiap anggota mafia
menjadi ayah baptis bagi setiap anak yang menerima sakramen
pembaptisan di keuskupannya
Tunawisma Dibakar Hidup-Hidup, Polisi Italia Buru Pelaku
12 Maret 2017
Polisi memburu pelaku pembakaran terhadap seorang tunawisma yang tewas karena dibakar hidup-hidup di Kota Palermo, Sisilia, Italia.
Baca SelengkapnyaDubes Parengkuan Terima Penghargaan dari La Sponda
23 Desember 2016
Dubes Parengkuan dinilai sebagai figur yang memajukan hubungan Indonesia-Italia.
Baca SelengkapnyaPromosi Gencar ITPC Milan Tingkatkan Ekspor RI ke Italia
19 Desember 2016
Dari pameran saja, total potensi perdagangan mencapai 1,52 juta Euro (Rp 21,23 miliar)
Baca Selengkapnya