TEMPO.CO , Jakarta:Penyebab karamnya kapal pesiar mewah Costa Concordia di pesisir Italia mulai terkuak. CEO Costa Cruises, Pier Luigi Foschi, pemilik kapal Costa Concordia, kemarin menyebutkan bahwa kapten kapal membuat penyimpangan "tak diterima, tak diizinkan" kala berlayar.
Sebanyak enam orang tewas dan sekitar 15 lainnya masih hilang setelah Costa terjungkir menghajar batu karang pada Jumat tengah malam pekan lalu di lepas pantai Tuscan, Italia. Pencarian korban selamat dari kapal bermuatan 4.000 orang lebih itu untuk sementara kemarin ditunda setelah kapal terempas ke bebatuan dan area diliputi cuaca buruk.
Foschi menuturkan, sekitar 500 ribu galon minyak terdapat di 17 tangki terpisah. Sensor-sensor ditempatkan untuk melacak pergerakan gerakan kapal. Sejauh ini tak ada tumpahan dari kebocoran tangki.
Kapten Costa Concordia, Francesco Schettino, 52 tahun, Sabtu pekan lalu ditahan polisi Italia. "Perusahaan akan di samping kapten dan akan memberikan semua bantuan, tapi kita perlu mengetahui fakta-fakta dan kami tidak bisa membantah kesalahan manusia," ucap Foschi dalam konferensi pers di Geno kemarin. Foschi sempat menangis dan berkali-kali meminta maaf.
Menurut Foschi, rute kapal Costa sudah diprogram dan alarm langsung menyala bila mereka keluar jalur. "Rutenya sudah dimasukkan dengan benar," ujarnya. "Fakta mengungkapkan bahwa laju kapal meninggalkan jalur karena semata-mata manuver oleh komandan yang tidak disetujui, tidak sah, dan tidak diketahui Costa."
Foschi menjamin kapal telah secara reguler diperiksa dan sudah dicek menyeluruh pada November tahun lalu. "Kapal itu sangat aman. Ini adalah kejadian perkecualian, yang tidak terduga."
Sebelumnya, pihak Costa Cruises menyatakan bahwa Kapten Schettino berlayar terlalu dekat ke daratan. Namun beberapa penumpang menggambarkan sempat mendengar suara mengerikan begitu kapal menghantam bebatuan pada Jumat, pukul 21.30 waktu setempat.
Kapten kapal Costa, Schettino, yang bekerja selama 11 tahun di Costa Cruises, menyangkal setiap kesalahan, dengan menyatakan bahwa batu-batu karang yang dihantam kapalnya tidak ditandai di bagan baharinya.
"Kami harus memiliki kedalaman air di bawah kami," katanya kepada televisi Italia. "Kami berada di sekitar 300 meter dari bebatuan atau kurang. Kami seharusnya tidak menghantam apa pun." Dia juga membantah tuduhan para jaksa bahwa dia kabur dari Costa sebelum evakuasi selesai.
Banyak pertanyaan muncul mengapa kapal berlayar begitu dekat dengan karang-karang berbahaya dan bebatuan yang menjorok di lepas pantai timur Giglio. Hal ini bersamaan dengan kecurigaan bahwa kapten sengaja bermanuver untuk menghibur para turis di pulau itu. Banyak warga Giglio kemarin mengatakan mereka sebelumnya tak pernah melihat kapal Costa datang terlalu dekat ke area pulau karang "Le Scole" yang berbahaya.
BBC | AP | REUTERS | THE GUARDIAN | DWI ARJANTO
Berita Terpopuler
Kapal Costa Concordia Sudah Sial Sejak Diluncurkan
Kapten Kapal Costa Concordia Masuk Bui
Aneh, Kapten Kapal 'Ngacir' Sebelum Costa Concordia Karam
Jurus Jokowi Bereskan Banjir Jakarta
Rosa Sebut Menteri Andi Terima Rp 500 Juta
Wawancara Jokowi: Boleh Diadu Sama Mobil Jepang
Kapten Kapal Pesiar Costa Tak Mengikuti Prosedur
Kronologi Kandasnya Costa Concordia
Berapa Tarif Kapal Pesiar Costa Concordia?
Jokowi: Dempul Esemka Emang Tebal, Terus Kenapa?
Berita terkait
Esti Andayani, Dubes RI Perempuan Pertama untuk Italia
20 Mei 2017
Dubes Esti Andayani menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Italia Sergio Mattarella.
Baca SelengkapnyaTerbongkar, Penampungan Imigran Dikelola Mafia Selama Satu Dekade
16 Mei 2017
Polisi Italia mengungkapkan salah satu pusat penampungan imigran terbesar di Italia berada dalam cengkeraman mafia selama lebih dari satu dekade
Baca SelengkapnyaWali Kota Italia Beri Rp 30 Juta Jika Mau Tinggal di Kota Ini
10 Mei 2017
Wali kota Italia beri uang Rp 30 juta bagi siapa saja yang mau tinggal di kota sepi di Bormida.
Baca SelengkapnyaItalia Selamatkan 3.000 Pengungsi Afrika di Laut Mediterania
7 Mei 2017
Hingga tahun ini sekitar 43 ribu pengungsi dan pendatang tiba di Eropa melalui laut, lebih dari 1.000 orang meninggal.
Baca SelengkapnyaPerempuan Tertua di Dunia Meninggal di Usia 117 Tahun
16 April 2017
Emma Morano diyakini adalah orang terakhir di dunia yang lahir pada 1800-an.
Baca SelengkapnyaHakim Bebaskan Terdakwa Pemerkosa karena Korban Tidak Menangis
25 Maret 2017
Hakim di Turin, Italia, membebaskan terdakwa kasus perkosaan seorang wanita dari tuntutan hukum. Alasannya, wanita itu tidak menangis.
Baca SelengkapnyaUskup Sisilia Haramkan Anggota Mafia Jadi Ayah Baptis
20 Maret 2017
Seorang uskup agung di Sisilia melarang setiap anggota mafia
menjadi ayah baptis bagi setiap anak yang menerima sakramen
pembaptisan di keuskupannya
Tunawisma Dibakar Hidup-Hidup, Polisi Italia Buru Pelaku
12 Maret 2017
Polisi memburu pelaku pembakaran terhadap seorang tunawisma yang tewas karena dibakar hidup-hidup di Kota Palermo, Sisilia, Italia.
Baca SelengkapnyaDubes Parengkuan Terima Penghargaan dari La Sponda
23 Desember 2016
Dubes Parengkuan dinilai sebagai figur yang memajukan hubungan Indonesia-Italia.
Baca SelengkapnyaPromosi Gencar ITPC Milan Tingkatkan Ekspor RI ke Italia
19 Desember 2016
Dari pameran saja, total potensi perdagangan mencapai 1,52 juta Euro (Rp 21,23 miliar)
Baca Selengkapnya