Ratu Diminta Akhiri Kemelut Papua Nugini

Reporter

Editor

Jumat, 16 Desember 2011 04:03 WIB

Perdana Menteri Papua Nugini, Michael Somare setelah selesai memberikan karangan bunga di depan makam pahlawan nasional Dr. Jose Rizal di Luneta park, Manila, (29/3). ANTARA/REUTERS-John Javellana

TEMPO Interaktif, PORT MORESBY:-Suhu politik di Papua Nugini kemarin semakin panas. Salah satu perdana menteri, Peter O'Neill, memerintahkan polisi mengambil alih kantor-kantor pemerintahan yang dikuasai rivalnya, Michael Somare.

O'Neill sementara ini bermarkas di gedung parlemen Papua Nugini.
Ia mengaku pihaknya telah mengambil alih kantor percetakan dan berencana merebut kantor Departemen Keuangan, kantor Perdana Menteri, dan gedung pemerintah.

Posisi O'Neil berada di atas angin. Kemarin sekitarnya 500 orang berunjuk rasa di gedung parlemen mendukungnya. Massa mendesak Somare segera mengundurkan diri agar kisruh politik di negara kaya mineral itu segera berakhir.

Berbagai pihak pun mulai meminta Ratu Elizabeth II dari Inggris, sebagai Kepala Negara Papua Nugini, turun tangan menangani kemelut politik ini. Sebab, ia menjadi satu dari sedikit orang yang dapat menangani krisis politik itu.

"Perannya menjadi besar sejak anggota parlemen menolak gubernur jenderal yang dipilih Ratu. Tapi saya pesimistis Ratu dapat turun tangan karena situasi sangat rumit," ujar Anne Twomey, Direktur Reformasi Konstitusi Sydney Law School.

l AAP | ABC | THE TELEGRAPH | SYDNEY MORNING HERALD | SITA PLANASARI A.

Berita terkait

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

26 Mei 2019

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu setelah berminggu-minggu desakan dari lawan politiknya.

Baca Selengkapnya

PNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia  

30 September 2016

PNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia  

Papua Nugini menegaskan kembali sikapnya bahwa Provinsi Papua merupakan bagian integral dari Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura  

9 September 2016

Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura  

Pengadilan Singapura menyatakan pendiri Papua Nugini yang juga presiden pertama PNG, Michael Somare, menerima dana pencucian uang sebesar Rp 10,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Sekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini  

30 Mei 2016

Sekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini  

Sekretaris Jenderal ULMWP, organisasi payung seluruh organisasi perjuangan kemerdekaan Papua, Octovianus Mote, ditolak masuk Papua Nugini.

Baca Selengkapnya

Dituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur

26 Mei 2016

Dituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur

Para mahasiswa Papua Nugini mendesak Perdana Menteri Peter O'Neill mundur karena terlibat korupsi.

Baca Selengkapnya

Papua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination

26 Mei 2016

Papua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengatakan pimpinan forum Pasifik ingin Papua menentukan nasibnya sendiri (self-determination).

Baca Selengkapnya

Papua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia

27 April 2016

Papua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia

Selama ini, Australia membayar Papua Nugini dan pulau milik bangsa Nauru untuk didirikan kamp penahanan pengungsi.

Baca Selengkapnya

Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan  

26 Februari 2016

Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan  

Polisi Papua Nugini menembak mati 11 tahanan dan melukai 17 lainnya saat mengejar tahanan penjara yang kabur.

Baca Selengkapnya

Bagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia

27 Januari 2016

Bagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia

Polisi minta bayaran untuk mengusut perkosaan.

Baca Selengkapnya

Dua WNI Disandera di Papua Nugini  

14 September 2015

Dua WNI Disandera di Papua Nugini  

Komunikasi intens dijalin antara Konsulat RI Vanimo dan militer Papua Nugini terkait dengan sandera dua WNI di Papua Nugini.

Baca Selengkapnya