TEMPO Interaktif, Melbourne - Pengadilan Australia membolehkan seorang istri merahasiakan penyakit AIDS yang dideritanya kepada suaminya sebelum mereka menikah.
Hal itu terjadi setelah seorang suami yang istrinya merahasiakan penyakit AIDS-nya gagal membatalkan pernikahan mereka.
Pengadilan Keluarga Australia mengatakan kegagalan istri untuk memberi tahu suaminya tentang kondisinya tidak meniadakan persetujuan suami untuk menikah.
Dalam sidang terungkap bahwa sang istri berada di usia 30-an ketika dia didiagnosis AIDS pada tahun 2006. Suaminya, berusia 50-an, mengatakan ia tidak akan pernah menikahinya jika dia tahu tentang kondisi calon istrinya.
Suami itu meminta pernikahan tersebut dibatalkan demi hukum, bukan dibubarkan. Dengan demikian, istrinya tidak akan mengejar dia untuk penyelesaian aset properti.
Namun pengadilan mengatakan bahwa sang suami keliru menganggap tidak akan ada penyelesaian properti jika pernikahan itu batal.
Tidak diketahui apakah sang suami kemudian tertular HIV atau AIDS.
Ian Shann, seorang ahli hukum keluarga, mengatakan moral kasus itu sederhana: "Periksa riwayat seseorang sebelum Anda menikahinya."
Dia tidak menganggap banyak perbedaan antara berbohong tentang kesehatan, keadaan keuangan, atau tujuan-tujuan keuangan.
Dalam sidang pengadilan tertutup di Melbourne itu diyakini sang suami telah menggunakan klausul dalam UU Perkawinan yang mengatakan sebuah pernikahan batal dalam hal persetujuan salah satu pihak, bukan persetujuan yang sebenarnya karena 'diperoleh melalui penipuan.'
Shann mengatakan alasan untuk mendapatkan sebuah pembatalan adalah bigami, terlalu muda untuk menikah, karena pernikahan palsu, ditekan untuk menikah, dan kasus penipuan seperti identitas yang keliru.
"Kasus ini tidak masuk dalam salah satu kondisi itu," katanya kepada surat kabar Herald Sun.
"Tapi istri itu jelas berbohong dan suami itu jelas berada dalam posisi yang berbahaya karena kebohongan itu."
DAILY MAIL | EZ
Berita terkait
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota
9 November 2018
ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.
Baca SelengkapnyaTeror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil
9 November 2018
Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaEtihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris
2 Agustus 2017
Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.
Baca SelengkapnyaBahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka
1 Agustus 2017
Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.
Baca SelengkapnyaEtihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS
1 Agustus 2017
4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.
Baca Selengkapnya4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney
1 Agustus 2017
Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.
Baca SelengkapnyaAustralia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama
12 Juni 2017
Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.
Baca SelengkapnyaWarga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror
17 Mei 2015
Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.
Baca SelengkapnyaTiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia
16 Maret 2015
Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Baca SelengkapnyaISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia
9 Maret 2015
Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.
Baca Selengkapnya