Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan abad ke-21 adalah abad milik Asia Pasifik sebagai kawasan yang berkembang pesat dan menjadi poros dunia yang strategis.

Dalam pidatonya pada forum APEC CEO Summit 2011 di Hotel Sheraton Waikiki, Honolulu, Kepulauan Hawaii, Sabtu 12 November 2011 pukul 12.00 waktu setempat atau Minggu 13 November 2011 pukul 05.00 WIB, SBY menyatakan kawasan Asia Pasifik yang menghubungkan Asia dan Amerika dapat menentukan masa depan dunia apabila bisa mengidentifikasi langkah-langkah ke depan untuk memastikan perdamaian dan kemakmuran di bawah tersebut.

"Kawasan Asia Pasifik harus berperan penting untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif," ujarnya.

Menurut SBY peran penting yang perlu dijalankan kawasan Asia Pasifik itu tidak memerlukan wadah baru lagi karena telah ada kerangka kerja dan rencana aksi G20 untuk mencapai tujuan tersebut.

"Sembilan dari 21 anggota APEC adalah angggota G20 yang meliputi juga negara-negara maju, yaitu Amerika Serikat, Jepang, dan Cina. Wilayah Asia Pasifik juga meliputi negara-negara berkembang pesat seperti Korea Selatan, Indonesia, Meksiko, Rusia, Vietnam, dan lainnya," tuturnya.

SBY yang berpidato dibantu oleh layar teleprompter itu menyampaikan optimismenya bahwa sebagian besar negara-negara dalam kawasan Asia Pasifik segera masuk dalam kategori negara berpenghasilan menengah. Dan pada 2050, lanjut dia, ADB telah memprediksi tidak akan ada negara kategori miskin di Asia.

SBY pun berkeyakinan Asia Pasifik akan memainkan peran penting dalam menyeimbangkan tatanan perekonomian global.

"Kita harus memainkan peran masing-masing dan menunjukkan kesungguhan politik untuk menghasilkan konsolidasi fiskal yang dibutuhkan, reformasi struktural, dan juga beberapa penyesuaian lain," katanya.

Hal lain yang harus dilakukan untuk mengantisipasi abad Asia Pasifik, lanjut SBY, adalah mendefinisi ulang arsitektur kawasan menjadi lebih terbuka, efektif, dan transparan.

Menurut Kepala Negara yang mengenakan setelan jas berwarna hitam dan dasi merah itu, penataan ulang arsitektur kawasan amat penting agar tercipta perubahan diplomasi, politik, ekonomi, dan sosial yang bisa mendatangkan arus perubahan cepat.