TEMPO Interaktif, Washington - FBI (dinas rahasia dalam negeri Amerika Serikat) ternyata selama ini menyebarkan foto palsu mendiang pendiri jaringan Al-Qaidah, Usamah Bin Ladin. Foto Bin Ladin itu dibuat dari foto milik Gaspar Llmazares (anggota parlemen Spanyol).
FBI pun mencomot foto itu dari Google images dan direkayasa lewat komputer untuk menjadi foto Bin Ladin. FBI juga merekayasa foto Llamzares untuk membuat foto Atiyah Abdurrahman, tokoh teroris lainnya.
Lembaga keamanan Amerika ini sudah meminta maaf kepada Llmazares. Namun sang legislator berang dan menyatakan akan mengajukan gugatan hukum pekan ini. “Saya akan menggugat FBI karena mereka tidak meralat foto itu sama sekali, kecuali yang berukuran kecil. Permintaan maaf mereka tidak tulus,” kata Llamazares kepada radio Spanyol, Cardena Ser, Senin, 10 Oktober 2011.
Foto Bin Ladin bikinan FBI itulah yang banyak beredar di media. Lelaki asal Arab Saudi itu terbunuh pada 1 Mei lalu lewat serangan pasukan khusus angkatan laut Amerika, SEAL, dengan luka tembak di kepala dan dada. Insiden itu terjadi di Kota Abottabad, Pakistan.
Seorang teknisi FBI, yang tidak disebutkan identitasnya, mengakui pihaknya menggunakan rambut dan dahi Llamzares untuk merekayasa foto Bin Ladin. Foto palsu Bin Ladin ini dirilis di situs resmi FBI sejak Januari tahun lalu hingga ada protes dari Spanyol.
Asisten direktur laboratorium FBI, Christian Hassel, telah menulis surat permohonan maaf kepada Llamzares. Ia menyebut hal itu sesuatu yang sangat disesalkan. Ia menegaskan tidak ada unsur kesengajaan memilih foto politikus dari Kiri Bersatu yang menentang Perang Irak itu.
DAILY MAIL | FAISAL ASSEGAF
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya