TEMPO Interaktif, New York - Banyak kaum lelaki meyakini perempuan itu mata duitan. Setidaknya kepercayaan itu diperkuat oleh hasil survei yang dilakukan Pierre-Andre Chiappori, ahli ekonomi dari Universitas Columbia, Amerika Serikat.
Penelitian Chiappori ini menyimpulkan kaum hawa tidak keberatan menjalin asmara atau menikah dengan lelaki gemuk asalkan mereka kaya. Ilmuwan asal Prancis ini juga menemukan formula untuk menghitung berapa kenaikan penghasilan yang dibutuhkan oleh seorang lelaki yang berat badannya melebihi ukuran ideal.
Hasilnya, tiap kali berat badan naik 10 persen, seorang pria harus menambah penghasilan dua persen agar dapat memikat pujaan hatinya. Sebagai contoh, pria dengan tinggi 182, 9 sentimeter dan berat 81,6 kilogram yang penghasilannya US$ 100 ribu harus mencari tambahan US$ 2 ribu lagi.
Seperti ditulis the Daily Mail, Senin, 10 Oktober 2011, studi itu juga memperoleh hasil seorang perempuan bisa mengacuhkan berat badan asal pasangan mereka pintar. Namun, wanita selalu menjadikan penampilan fisik dan isi kantong sebagai syarat utama mencari calon pendamping. Sedangkan faktor-faktor lain, seperti selera humor, dianggap kurang penting.
Survei yang melibatkan 667 pasangan kulit putih Amerika ini menemukan, baik lelaki dan perempuan sama-sama ingin mendapat pendamping yang langsing dan kaya ketimbang gemuk serta miskin.
Tapi Profesor Chiappori punya solusi jitu untuk mengatasi problem berat badan dan cinta. “Lebih baik menurunkan berat badan Anda ketimbang menaikkan gaji atau pendidikan,” katanya kepada the New York Post.
DAILY MAIL/FAISAL ASSEGAF
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya