Kompleks USAID di Afganistan Diserang, 4 Tewas

Reporter

Editor

Sabtu, 3 Juli 2010 03:14 WIB

Rumah yang disewa USAID usai serangan bom bunuh diri Taliban di di Afganistan utara (2/7). AP

TEMPO Interaktif, Kabul - Pelaku bom bunuh diri Taliban menyerbu sebuah rumah bertingkat empat yang digunakan oleh sebuah organisasi bantuan Amerika di Afganistan utara Jumat, menewaskan empat orang sebelum meninggal dalam aksi baku tembak sengit lima jam dengan pasukan keamanan Afganistan.

Serangan sebelum fajar itu tampaknya bagian dari serangan militer terhadap organisasi pembangunan internasional pada saat AS dan sekutunya mencoba untuk mempercepat upaya bantuan sipil untuk menyingkirkan Taliban.

Serangan itu muncul di hari yang sama saat Jenderal David Petraeus mendarat di ibu kota Afganistan untuk mengambil alih komando pertempuran pasukan AS dan internasional dalam perang hampir 9 tahun itu.

Petraeus tiba dari Brussel di mana ia berusaha untuk meyakinkan sekutu bahwa perang melawan Taliban berada di jalurnya meskipun korban meningkat dan ada masalah-masalah merebut kembali kontrol atas bagian-bagian penting dari negara itu.

Pemberontak memulai serangan berani di Kunduz sekitar pukul 03:30. Pembom mobil bunuh diri meledakkan sebuah lubang di dinding di sekitar bangunan yang digunakan oleh Development Alternatives Inc, sebuah perusahaan konsultan global yang berpusat di Washington DC, di wilayah yang dikontrak Badan Pembangunan Internasional AS, atau USAID. Perusahaan ini bekerja untuk isu-isu pemerintahan dan pengembangan masyarakat di daerah tersebut.

Setidaknya lima penyerang lainnya, semua mengenakan rompi peledak, berlari ke dalam gedung, menurut pejabat polisi dan tentara Afganistan. Para pemberontak membunuh atau melukai penjaga keamanan lainnya sebelum tewas dalam sebuah kontak senjata dengan pasukan keamanan Afganistan yang bergegas ke lokasi kejadian.

"Kejadiannya pukul 3 pagi, dekat dengan waktu salat subuh, ketika seorang pembom bunuh diri dengan sebuah kendaraan 4x4 meledakkan kendaraannya," kata Jenderal Abdul Razaq Yaqoubi, kepala polisi di provinsi Kunduz.

Asap hitam mengepul dari jendela-jendela rumah. Mayat-mayat korban ditemukan di tengah pecahan kaca, reruntuhan dan kubangan darah. Para pekerja bantuan diungsikan dari lokasi saat pasukan NATO membawa tubuh terbungkus plastik hitam dengan tandu.

Satu warga Inggris, satu Jerman dan dua warga Afganistan tewas, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh DAI di Bethesda, Md. Mereka semua bekerja untuk subkontraktor keamanan DAI, Edinburgh Internasional, kata DAI. Beberapa orang lain, termasuk dua anggota staf DAI, termasuk di antara mereka yang terluka.

AP | EZ

Berita terkait

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?

Baca Selengkapnya

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan

Baca Selengkapnya

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia

Baca Selengkapnya

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.

Baca Selengkapnya

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.

Baca Selengkapnya

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.

Baca Selengkapnya

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.

Baca Selengkapnya

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.

Baca Selengkapnya