TEMPO Interaktif, Kabul - Pelaku bom bunuh diri Taliban menyerbu sebuah rumah bertingkat empat yang digunakan oleh sebuah organisasi bantuan Amerika di Afganistan utara Jumat, menewaskan empat orang sebelum meninggal dalam aksi baku tembak sengit lima jam dengan pasukan keamanan Afganistan.
Serangan sebelum fajar itu tampaknya bagian dari serangan militer terhadap organisasi pembangunan internasional pada saat AS dan sekutunya mencoba untuk mempercepat upaya bantuan sipil untuk menyingkirkan Taliban.
Serangan itu muncul di hari yang sama saat Jenderal David Petraeus mendarat di ibu kota Afganistan untuk mengambil alih komando pertempuran pasukan AS dan internasional dalam perang hampir 9 tahun itu.
Petraeus tiba dari Brussel di mana ia berusaha untuk meyakinkan sekutu bahwa perang melawan Taliban berada di jalurnya meskipun korban meningkat dan ada masalah-masalah merebut kembali kontrol atas bagian-bagian penting dari negara itu.
Pemberontak memulai serangan berani di Kunduz sekitar pukul 03:30. Pembom mobil bunuh diri meledakkan sebuah lubang di dinding di sekitar bangunan yang digunakan oleh Development Alternatives Inc, sebuah perusahaan konsultan global yang berpusat di Washington DC, di wilayah yang dikontrak Badan Pembangunan Internasional AS, atau USAID. Perusahaan ini bekerja untuk isu-isu pemerintahan dan pengembangan masyarakat di daerah tersebut.
Setidaknya lima penyerang lainnya, semua mengenakan rompi peledak, berlari ke dalam gedung, menurut pejabat polisi dan tentara Afganistan. Para pemberontak membunuh atau melukai penjaga keamanan lainnya sebelum tewas dalam sebuah kontak senjata dengan pasukan keamanan Afganistan yang bergegas ke lokasi kejadian.
"Kejadiannya pukul 3 pagi, dekat dengan waktu salat subuh, ketika seorang pembom bunuh diri dengan sebuah kendaraan 4x4 meledakkan kendaraannya," kata Jenderal Abdul Razaq Yaqoubi, kepala polisi di provinsi Kunduz.
Asap hitam mengepul dari jendela-jendela rumah. Mayat-mayat korban ditemukan di tengah pecahan kaca, reruntuhan dan kubangan darah. Para pekerja bantuan diungsikan dari lokasi saat pasukan NATO membawa tubuh terbungkus plastik hitam dengan tandu.
Satu warga Inggris, satu Jerman dan dua warga Afganistan tewas, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh DAI di Bethesda, Md. Mereka semua bekerja untuk subkontraktor keamanan DAI, Edinburgh Internasional, kata DAI. Beberapa orang lain, termasuk dua anggota staf DAI, termasuk di antara mereka yang terluka.
AP | EZ
Berita terkait
Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS
23 Agustus 2021
Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?
Baca Selengkapnya241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban
22 Agustus 2021
Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan
Baca Selengkapnya20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun
22 Agustus 2021
Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia
Baca SelengkapnyaReuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.
Baca SelengkapnyaIni Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan
18 Agustus 2021
Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.
Baca SelengkapnyaPendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan
17 Agustus 2021
Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.
Baca Selengkapnya40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni
17 Agustus 2021
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban
17 Agustus 2021
Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.
Baca SelengkapnyaMengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban
17 Agustus 2021
Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.
Baca Selengkapnya