Tim Inspeksi Senjata PBB Berikan Nilai B untuk Pemerintah Irak
Reporter
Editor
Kamis, 17 Juli 2003 15:59 WIB
TEMPO Interaktif, Wina:Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Perserikatan Bangsa-Bangsa Mohamed El Baradei akan memberikan nilai memuaskan terhadap pemerintah Irak dalam pertemuannya dengan Dewan Keamanan PBB pekan depan. Selain itu, IAEA juga akan meminta Dewan Keamanan untuk memberikan tambahan waktu bagi inspeksi senjata di Irak untuk menyelesaikan tugasnya. Pemerintah Irak mendapat nilai B, kata juru bicara Badan Energi Atom Internasional Mark Gwozdecky kepada Associated Press, Sabtu (25/1). Keterangan resmi ini keluar menyusul pernyataan seorang pejabat tinggi Pemerintah Amerika Serikat yang mengatakan pemerintahnya sedang mempertimbangkan pilihan untuk memperpanjang waktu inspeksi senjata PBB. Menurut kabar yang beredar, pemerintah Amerika akan menempuh langkah ini dalam upaya menyenangkan para sekutunya di Eropa dan Rusia. Perancis, Jerman, dan Rusia sejak beberapa waktu terakhir mendesak kepada Amerika untuk memberikan waktu lebih lama kepada para inspektur untuk menunaikan tugasnya. Mereka berargumen bahwa setiap serangan terhadap Irak merupakan langkah mundur. Menurut Gwozdecky, Direktur Utama IAEA Mohamed El Baradei dan Kepala Inspektur senjata Hans Blix, dalam pertemuannya dengan Dewan Keamanan Senin (27/1) akan memberikan pemerintah Irak nilai yang memuaskan, walaupun ada beberapa hal yang perlu peningkatan. Dalam pertemuan ini, lanjut Gwozdecky, El Baradei akan melaporkan kepada Dewan Keamanan bahwa pemerintahan Presiden Saddam Husein telah memberikan akses yang baik bagi para inspektur dalam proses penelitian ada tidaknya senjata pemusnah massal di Irak. Akses dan kerja sama yang diberikan pemerintah Irak bagus, kata dia. Kami dapat pergi kemana saja dan kapan saja kami inginkan. Secara umum, kami telah berhasil mendapatkan apa yang kami butuhkan. Dalam pertemuan itu, El Baradei juga akan mengatakan kepada lima negara anggota Dewan bahwa pemerintah Irak perlu bersikap lebih proaktif, dengan memberikan bukti-bukti daripada menunggu para inspektur. Selain itu, El Baradei juga akan meminta dukungan lebih untuk mendesak Baghdad sehingga mau mendorong para ilmuwan Irak untuk mengadakan wawancara pribadi dengan para inspektur senjata. Sejauh ini, para ilmuwan Irak telah menyatakan penolakannya. Beberapa hari sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan Amerika Paul Wolfowitz menuduh pemerintah Irak telah mengancam para ilmuwan yang bersedia bekerja sama dengan PBB dengan ancaman bunuh, baik terhadap yang bersangkutan baik keluarganya. Laporan El Baradei dan Blix pada pekan depan ini akan memainkan peranan kunci, apakah mendukung atau menolak rencana Amerika untuk menyerang Irak. Namun, titik berat laporan El Baradei lebih kepada permintaan kepada Dewan Keamanan untuk memperpanjang waktu pelaksanaan inspeksi. Sejauh ini hasil penyelidikan IAEA menunjukkan bahwa tidak ada indikasi adanya senjata nuklir berdasarkan sampel-sampel yang diambil dari seluruh lokasi yang diteliti. Tim inspeksi telah bekerja dengan baik. Kami telah mendapatkan banyak data sejak kedatangan kami, kata Gwozdecky. Para ahli PBB ini kembali ke Irak pada November 2002 untuk melanjutkan pencarian bukti ada tidaknya senjata nuklir, kimia, dan biologi di Irak seperti yang dituduhkan Amerika selama ini. Mereka bekerja berdasarkan mandat dari Dewan Keamanan PBB. (Budi Riza-Tempo News Room)
Berita terkait
Presiden PKS Benarkan Wali Kota Depok Idris Masuk Bursa Cagub Jabar
12 menit lalu
Presiden PKS Benarkan Wali Kota Depok Idris Masuk Bursa Cagub Jabar
Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengiyakan bahwa Kota Depok Mohammad Idris masuk bursa calon gubernur Jawa Barat.
Salah satu kemudahan yang diberikan saat ini adalah peserta JKN aktif dapat berobat hanya dengan menunjukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tertera di Kartu Tanda Penduduk (KTP).