Pemenang Nobel Ekonomi: Resesi Dapat Berlanjut hingga 2011
Reporter
Editor
Selasa, 9 Desember 2008 06:28 WIB
TEMPO Interaktif: Peraih Nobel Ekonomi tahun 2008, Paul Krugman yang akan menerima hadiah itu pekan ini menyatakan resesi ekonomi yang terjadi saat ini bisa berlanjut hingga 2011.
Pengajar di Princeton University Amerika Serikat dan kolumnis di Harian New York Times itu mengatakan “skenario yang saya khawatirkan adalah sama dengan kerugian ekonomi Jepang tahun 1990 di mana tingkat bunga dan inflasi turun hingga nol persen dan tidak ada tanda-tanda kepulihan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Yang lebih berbahaya, Krugman mengatakan, ia memprediksi beberapa negara di kawasan eropa yang bermasalah akan mengalami krisis yang parah. Krugman mengatakan “kita melihat karakteristik krisis seperti yang (pernah) dialami Argentina dan Indonesia.”
Krugman yang pernah memperkirakan bahwa Amerika Serikat harus mencari dana minimal 4 persen dari Produk Domestik Brutonya untuk mengatasi krisis mengatakan jumlah itu mungkin tidak lagi cukup untuk menghentikan krisis akibat kredit macet. Persentase dana yang memadai untuk menghentikan krisis finansial saat ini berdasarkan perhitungan terbaru adalah 10 hingga 15 persen dari PDB AS. PDB AS berdasarkan estimasi 2008 adalah US$ 14,33 triliun.
Bulan oktober lalu sebulan sebelum pemilu AS, parlemen AS menyetujui bantuan likuiditas sebesar US$ 700 miliar bagi bank-bank AS yang kekurangan uang. Mingguan The Economist pernah menulis dalam salah satu edisinya pada bulan September bahwa dana sebesar itu bisa membiayai perang AS di Irak.
Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI
27 Agustus 2018
Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.