Taktik Gedung Putih Atasi Resesi Ekonomi

Reporter

Editor

Kamis, 18 September 2008 06:54 WIB

TEMPO Interaktif, Washington: Gedung Putih lagi-lagi menarik diri dari upaya menjelaskan gambaran perekonomian Amerika Serikat saat ini. Meski meyakini adanya kemampuan untuk bertahan dari goncangan terhadap sistem, namun penilaian itu disanggah sebagai pernyataan fundamental.

Sekretaris Gedung Putih untuk media, Dana Perino mengatakan, gambaran perekonomian belum sepenuhnya jelas. Tapi, kata dia, perekonomian sudah hampir jelas sebagai paket campuran dari naik dan turunnya perekonomian pada suatu waktu, meski pada hari yang sama.

"Perekonian Amerika memiliki ketahanan berhadapan dengan gejolak saat ini," kata Perino seperti dikutip Associate Press. Sementara itu, pasar keuangan masih berkutat dari kekacauan pada beberapa perusahaan.

Pernyataan ekonomi yang keluar dari Gedung Putih selalu dianggap penting karena mengirim pesan ke pusat-pusat pasar dunia dan rakyat negara Paman Sam itu. Gedung Putih juga mendesain keseimbangan meningkatnya kepercayaan konsumen.

Pernyataan calon presiden dari Partai Republik, John McCain, awal pekan ini yang mengumumkan fundamental perekonomian Amerika masih kuat seolah mendadak menjadi ejekan bagi saingannya dari Partai Demokrat, Barack Obama. Tak lama kemudian, McCain menjelaskan bahwa fundamental masih kuat yang dimaksud ialah buruh Amerika.

Berbicara di depan beberapa media, Perino menolak untuk menyatakan tegas apakah Gedung Putih masih menyakini pernyataan itu. "Saya mengakui bahwa isu soal ketahanan perekonomian telah masuk dalam agenda pemilihan umum 2008," katanya. Dia pun menegaskan tak mau masuk terlibat atas hal itu.

Perino tak mau menanggapi Presiden George W Bush atas tak dipedulikannya perekonomian dalam persaingan McCain dan Obama. "Saya tahu ketika saya menyatakan sesuatu, secepat itu itu pula kalian akan membelokkannya dan menjadi bagian dari kampanye 2008," ujarnya.

Sejak beberapa pekan lalu tampak kekacauan pada bursa Amerika Serikat. Beberapa perusahaan kolaps sehingga memaksa adanya intervensi mendadak di bawah komando Bush. Beberapa langkah seperti pembayaran pajak untuk menolong sektor riil kemudian tampak sebagai perbedaan dari filofofi Bush selama ini yang konservatif, dan mendukung pasar bebas perekonomian.

Gedung Putih kemarin mempertahankan aksinya untuk menyuntik US$ 85 miliar sebagai pinjaman mendadak ke American International Group (AIG) Inc., raksasa asuransi negara itu. Lewat pinjaman itu, pemerintah mengambil alih 80 persen bagian perusahaan. Langkah itu menjadi upaya intervensi terjauh ke sektor riil yang selama ini pernah dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat.

Agoeng Wijaya, AP

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya