TEMPO Interaktif, Dili: Mario Viegas Carrascalao, bekas Gubernur Timor Timur, terpilih sebagai calon Perdana Menteri Timor Leste yang diajukan aliansi partai-partai oposisi di negeri itu.Sedangkan Xanana Gusmao dikabarkan terpilih jadi calon ketua parlemen untuk mengantikan posisi ketua parlemen sekarang, Fransisco Guterres, yang berasal dari Fretilin.Carrascalao, yang Ketua Partai Sosial Demokrat (PSD) itu, dicalonkan oleh dewan partai aliansi dari PSD, Partai Demokrat pimpinan Fernando de Araujo, Asosiasi Sosial Demokrat Timor (ASDT) pimpinan Fransisco Xavier do Amaral dan Kongres Nasional Rekonstruksi (CNRT) pimpinan bekas Presiden Timor Leste Xanana Gusmao.Namun, pencalonan ini belum resmi karena hasil resmi pemilihan parlemen Timor Leste belum diumumkan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) kemarin mengumumkan hasil sementara yang menunjukkan bahwa partai berkuasa Fretilin memperoleh suara terbanyak dengan 120.529 suara dan urutan kedua dipegang CNRT dengan 100.175 suara. Urutan ketiga dipegang partai koalisi ASDT/PSD dengan 65.358 suara dan Partai Demokrat memperoleh 46.946 suara di urutan keempat.Dari hasil sementara itu, Fretilin berhak atas 21 kursi, CNRT memperoleh 18 kursi, ASDT/PSD 11 kursi, PD 8 kursi, Partai Persatuan 3 kursi, KOTA/PPT 2 kursi dan UNDERTIM memperoleh 2 kursi.Dengaan berkoalisinya partai-partai oposi, maka pencalonan Carrascalao akan didukung 37 suara di parlemen, jumlah yang lebih dari cukup untuk terpilih. Bila koalisi ini bertahan, peluang Fretilin membentuk pemerintahan bisa jadi akan tertutup. Fretilin kini juga sedang mencari partai untuk berkoalisi. "Kami sudah mengirim surat tawaran ke CNRT dan Partai Demokrat untuk bergabung membentuk pemerintah. Saya tunggu jawaban kedua partai ini," kata Ketua Fretilin Fransisco Guterres.Guterres menyatakan dalam konstitusi Timor Leste yang berhak membentuk pemerintah adalah partai pemenang pemilihan umum. Kalau partai tersebut tidak menang absolut, dia bisa mengajak partai lain untuk membentuk pemerintahan. Tapi, kata dia, CNRT mau membentuk pemerintahan lewat koalisi tanpa jadi partai pemenang itu keliru.JOSE SARITO AMARAL