TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah terbayang oleh Anda menyantap hidangan berbahan dasar hewan yang masih dalam keadaan segar bugar alias masih hidup? Tentu akan sedikit menimbulkan kengerian. Namun beberapa hewan ini benar-benar sengaja disajikan hidup-hidup dalam suatu hidangan untuk disantap. Ada yang karena alasan kesegaran bahan, cita rasa, hingga demi sensasi belaka.
Berikut ini beberapa hewan yang disajikan hidup-hidup dan dapat langsung disantap seperti yang dikutip dari laman ABCNews.Com.
1. Semut
Sebuah restoran di Coppenhagen, Denmark, menyajikan menu hidangan daun salad segar. Uniknya, pada daun salad ini tampak beberapa ekor semut menempel. Semut-semut itu tidak mati, hanya beku. Semut-semut ini sengaja tidak disingkirkan dan dibiarkan tetap berada pada daun salad. Kemudian daun salad "bertabur semut" ini dimasukkan ke dalam mesin pendingin hingga membuat semut-semut "pingsan" membeku.
Saat kita menyantap makanan ini, kita akan merasakan sensasi kerenyahan daun salad yang berpadu dengan kerenyahan semut beku. Ditambah lagi cita rasa pedas menyengat yang timbul dari semut itu. Rasanya seperti perpaduan antara jahe, ketumbar, dan serai yang dicampur menjadi satu. Hmm.... Mungkin jika boleh dikatakan, menu ini seperti lalapan Indonesia.
2. Bulu Babi
Bulu babi untuk dikonsumsi? Ya, siapa sangka makhluk laut bercangkang keras dan berduri ini ternyata merupakan salah satu santapan lezat bagi orang-orang yang tinggal di daerah Mediterania sana. Tentu yang dimakan bukan cangkangnya, melainkan bagian yang ada di dalam cangkang tersebut yang bernama Gonad. Pada Gonad terkandung protein yang tinggi. Biasanya, masyarakat Mediterania menyantap Gonad bulu babi yang disiram air perasan jeruk lemon.
3. Ikan
Ikan yang digoreng, dibakar, atau dipepes tentunya sudah biasa. Setelah diolah, ikan-ikan tersebut tentu sudah dalam keadaan mati. Namun lain dengan menu hidangan berbahan dasar ikan asal Jepang yang satu ini. Namanya Ikizukuri. Ikizukuri menghidangkan irisan daging ikan mentah yang kemudian ditata di dalam piring.
Namun ada sisi yang dianggap tidak manusiawi pada menu ini. Walaupun sudah dijadikan fillet, bagian kepala ikan ini tetap dalam keadaan hidup. Ini dapat dilihat dari mulut ikan yang masih bergerak, membuka dan menutup, seperti sedang bernapas. Kepala ikan yang masih hidup ini turut pula ditata di piring.
Di Jepang, memakan Ikizukuri dianggap hal yang wajar, dengan alasan kesegaran bahan dasar dari menu itu sendiri. Namun, di beberapa negara, menu ini dilarang karena dianggap tidak manusiawi.
Selanjutnya: Bayi Gurita