Berkenaan dengan itu, Pakar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) Broto Wardoyo mengatakan bahwa penunjukan Sugiono sebagai menlu merupakan hak prerogatif Prabowo. Dia juga mempertimbangkan pengalaman Sugiono di Komisi I DPR.
Broto juga membandingkan Sugiono dengan penunjukan Henry Kissinger sebagai menlu di AS. Menurut dia, meski Henry tak berlatar belakang diplomat karier, dia berhasil menjadi menlu yang memiliki peran luar biasa.
Meski begitu, Broto mengakui pengalaman diplomasi yang memang kurang dimiliki Sugiono. "Namun, kedekatan Pak Sugiono dengan Presiden akan menjamin praktik diplomasi Indonesia sejalan betul dengan kehendak dan arah navigasi yang dibuat oleh Presiden," kata Broto dalam pesan tertulisnya kepada Tempo, Senin, 21 Oktober 2024.
Sebelumnya, Prabowo Subianto melantik Sugiono menjadi menlu di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 21 Oktober 2024. Dalam mengemban jabatannya, Sugiono dibantu oleh tiga wakil menteri luar negeri (wamenlu) yakni Anis Matta, Arif Havas Oegroseno, dan Arrmanatha Christiawan Nasir.
Penelusuran Tempo tidak menemukan rekam jejak Sugiono sebagai diplomat Indonesia. Hal ini sangat berbeda dengan latar belakang Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri sebelumnya. Retno tercatat pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Belanda dan Duta Besar Indonesia untuk Norwegia. Bahkan riwayat pendidikan Retno juga sejalan dengan tugasnya sebagai Menteri Luar Negeri.
Sedangkan Sugiono lebih banyak menduduki jabatan di partai politik. Dia dikenal sebagai anak ideologis Prabowo karena menduduki jabatan sentral di Partai Gerindra, dan pernah menjadi sekretaris pribadi Prabowo. Sugiono juga pernah menjadi prajurit TNI di Komando Pasukan Khusus dengan pangkat terakhir Letnan Satu, tapi dia hanya berdinas di TNI selama dua tahun saja.
Alif Ilham Fajriadi ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.