Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengakuan Jurnalis soal Bias Media Barat atas Konflik Palestina-Israel

image-gnews
Seorang pria Palestina melihat kedalam sebuah mobil yang berisikan sejumlah mayat anak-anak palestina yang tewas akibat serangan Israel di Rafah, Gaza, 3 AGustus 2014. (AP Photo)
Seorang pria Palestina melihat kedalam sebuah mobil yang berisikan sejumlah mayat anak-anak palestina yang tewas akibat serangan Israel di Rafah, Gaza, 3 AGustus 2014. (AP Photo)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sepuluh wartawan yang meliput perang di Gaza untuk dua jaringan berita terkemuka dunia, CNN dan BBC, mengungkap cara kerja internal ruang redaksi kedua media tersebut sejak serangan 7 Oktober 2023. Mereka menuduh ada bias pro-Israel, standar ganda yang sistematis, dan pelanggaran prinsip jurnalistik yang sering terjadi selama peliputan. 

Dilansir dari Aljazeera, dalam beberapa kasus, para wartawan itu menuduh sejumlah petinggi senior ruang redaksi gagal meminta pertanggungjawaban pejabat tinggi Israel sekaligus mencampuri peliputan untuk mengurangkan kekejaman Israel. 

Dalam satu kejadian di CNN, propaganda palsu Israel ditayangkan meskipun ada peringatan sebelumnya dari staf redaksi. Kasus peliputan itu diungkap para wartawan tersebut dalam The Listening Post dari Al Jazeera, yakni sebuah program mingguan yang membedah dunia media, untuk dokumenter "Failing Gaza: Behind the Lens of Western Media".

Seorang wartawan di CNN, Adam (nama samaran), mengatakan sebelum serangan 7 Oktober 2023, ia sangat memercayai praktik jurnalistik di kantornya. Akan tetapi setelah serangan 7 Oktober 2023, dia melihat berita yang mendukung narasi Israel benar-benar mengguncangnya. 

Sebelumnya pada November 2023, Editor Diplomatik Internasional CNN, Nic Robertson, bergabung dengan tentara Israel untuk mengunjungi Rumah Sakit Anak al-Rantisi di Gaza yang dibom. Begitu masuk, juru bicara militer Daniel Hagari mengaku telah menemukan bukti Hamas menggunakan rumah sakit itu untuk menyembunyikan tawanan Israel.

Hagari menunjukkan kepada Robertson sebuah dokumen di dinding yang ditulis dalam bahasa Arab, yang katanya adalah daftar anggota Hamas yang mengawasi para tawanan.

“Ini adalah daftar penjagaan. Setiap teroris punya giliran sendiri,” kata Hagari kepada Robertson. Terkait dengan itu, Adam menilai siaran itu sebetulnya 'momen memalukan' bagi CNN.

“Itu sama sekali bukan daftar Hamas,” ujarnya. “Itu adalah kalender, dan ditulis dalam bahasa Arab adalah hari-hari dalam seminggu. Namun, laporan yang keluar dari Nic Robertson menelan klaim Israel.

Lebih buruk lagi, Adam menuturkan, klaim Israel tersebut telah dibantah oleh penutur bahasa Arab di media sosial sebelum rekaman CNN ditayangkan, dan, menurut beberapa jurnalis CNN serta obrolan internal WhatsApp yang dilihat oleh Al Jazeera, seorang produser berdarah Palestina sudah memberi tahu rekan-rekannya, termasuk Robertson, tetapi diabaikan. Setelah laporan tersebut ditayangkan di televisi, produser lain mencoba memperbaikinya sebelum dipublikasikan secara daring.

“Seorang rekan melihat laporan tersebut dan memberi tahu Nic, (dengan mengatakan,) ‘Tunggu dulu, orang-orang mengatakan ini tidak akurat',” kata Adam. “Dan tampaknya, Nic berkata, ‘Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa Hagari berbohong kepada kita?’"

Adam mengatakan ada peluang agar kekeliruan ini dihentikan, tetapi Nic bersikeras. "Dia adalah koresponden yang sangat berpengalaman. Jika Anda lebih memercayai pemerintah Israel daripada rekan-rekan Anda sendiri, maka Anda setidaknya perlu ditegur karena laporan Anda telah menutupi operasi Israel," tuturnya. 

Adam mengungkap tidak pernah ada bukti yang muncul tentang tawanan yang ditahan di rumah sakit al-Rantisi. Adam juga mengatakan ada masa ketika wartawan CNN tidak dapat menyebut dengan tegas serangan udara di Gaza sebagai 'serangan udara' kecuali mendapat konfirmasi dari Israel. 

"Kami tidak akan melakukan ini di tempat lain. Kami tidak akan menoleransi perlunya bertanya, misalnya, kepada Rusia apakah mereka mengebom sebuah rumah sakit di Kyiv," ucap Adam. 

Baru-baru ini, Adam menuturkan, ketika pejabat kesehatan di Gaza mengumumkan serangan Israel telah menewaskan lebih dari 40 ribu orang, Redaktur Pelaksana CNN Mike McCarthy memerintahkan timnya untuk mengontekstualisasikan dan meminta pertanggungjawaban Hamas 

Saat memberi tahu pemirsa tentang tonggak sejarah yang suram pada Agustus lalu, presenter CNN Becky Anderson mengatakan dalam sebuah acara berita, "Kementerian kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 40 ribu warga Palestina tewas sejak pembantaian Hamas pada 7 Oktober di Israel yang memicu perang."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia juga mengatakan CNN tidak dapat memverifikasi jumlah korban. Para ahli terkemuka mengatakan angka tersebut kemungkinan kurang dari jumlah sebenarnya.

‘Tidak Ada Keseimbangan’ di BBC

Sementara itu, mantan jurnalis BBC, Sara (nama samaran), menuduh media penyiaran Inggris itu memiliki standar ganda dalam mewawancarai tamu. Sara mengaku tidak lagi melihat masa depannya di BBC karena adanya semacam keengganan di antara para eksekutif untuk mengatasi masalah soal bias editorial.

Pada hari-hari setelah serangan 7 Oktober 2023, BBC membuat obrolan grup internal tempat para produser dapat menyaring calon narasumber berdasarkan jejak daring mereka. 

"Tidak ada keseimbangan dalam apa yang terjadi. Juru bicara Israel yang kami undang diberi banyak kebebasan untuk mengatakan apa pun yang mereka inginkan dengan sangat sedikit penolakan,” kata Sara. 

Sebagai contoh, politikus Israel pada tanggal 17 Oktober 2023 mengatakan kepada presenter BBC Maryam Moshiri adanya bayi-bayi yang dibakar dan bayi-bayi yang ditembak di kepala selama serangan Hamas ke Israel selatan. Klaim itu belum dibuktikan oleh Israel dan ditolak oleh Hamas sementara Moshiri tidak menantang atau menyelidiki klaimnya.

Berdasarkan penelusuran Aljazeera sepanjang tahun lalu, para ahli dan jurnalis veteran semakin menuduh media-media Barat terkemuka mempertahankan bias pro-Israel sambil merendahkan martabat warga Palestina dan meremehkan penderitaan mereka.

Sejumlah kecil jurnalis di The New York Times dan BBC mengundurkan diri secara terbuka dengan alasan hati nurani mereka. Sedangkan jurnalis lain telah mencoba mengubah keadaan dari dalam dengan kampanye dan rapat internal.

"Ini adalah momen dalam sejarah yang jarang kita lihat di mana kita benar-benar melihat genosida dilakukan saat itu terjadi," kata pejabat HAM PBB, Craig Mokhiber, yang mengundurkan diri tahun lalu.

“Dalam situasi di mana pemerintah Barat seperti Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara lain terlibat, ada media Barat yang benar-benar menjadi bagian dari mekanisme genosida. Itulah yang berbeda. Itulah yang menakutkan,” ujar Mokhiber. Adapun BBC dan CNN membantah tuduhan bias pro-Israel itu. 

Sumber: aa.com.tr | Aljazeera

Pilihan editor: Serangan Israel Menghantam Masjid dan Sekolah, 26 Warga Gaza Tewas dan 93 Luka-luka

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Setahun Perang Gaza: Bagaimana Hoaks Israel tentang Hamas Menyebar?

2 jam lalu

Wisatawan mengunjungi lokasi festival Nova, di mana orang-orang dibunuh dan diculik dalam serangan 7 Oktober oleh Hamas di Reim, Israel selatan, 23 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Setahun Perang Gaza: Bagaimana Hoaks Israel tentang Hamas Menyebar?

Aksi brutal Israel di Gaza awalnya direstui banyak negara karena beredar hoaks tentang kekejaman Hamas yang disebarkan oleh Israel.


Sejarawan Sebut Media Barat Cenderung Bias dalam Pemberitaan Konflik Israel-Palestina

6 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Para pejabat Palestina mengatakan mayat-mayat itu termasuk korban perang Israel-Hamas dan mayat-mayat yang digali ketika pasukan Israel menerobos Gaza. REUTERS/Mohammed Salem
Sejarawan Sebut Media Barat Cenderung Bias dalam Pemberitaan Konflik Israel-Palestina

Media Barat kerap disorot karena terindikasi bias dalam liputan dan diduga menyesatkan publik tentang konflik yang sedang terjadi.


Netanyahu, Sosok Paling Bertanggung Jawab untuk Genosida Gaza

9 jam lalu

Benjamin Netanyahu di Yerusalem, 13 Mei 2024. GIL COHEN-MAGEN/Pool via REUTERS
Netanyahu, Sosok Paling Bertanggung Jawab untuk Genosida Gaza

Konfrontasi Iran menawarkan jalan bagi Netanyahu untuk menghapus stigma 7 Oktober, setidaknya di dalam negeri.


Setahun Genosida di Gaza, Israel Berlakukan Lockdown di Tepi Barat

13 jam lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di lokasi serangan udara Israel di kamp Tulkarm, di Tulkarm, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 4 Oktober 2024. REUTERS/Raneen Sawafta
Setahun Genosida di Gaza, Israel Berlakukan Lockdown di Tepi Barat

Israel mengumumkan penutupan total di Tepi Barat pada Senin 7 Oktober 2024, menandai peringatan satu tahun serangan Hamas pada 7 Oktober


Setahun Genosida di Gaza: "Dosa" Media Barat karena Melindungi Israel dan AS

14 jam lalu

Kantor pusat BBC, di London, Inggris, 28 April 2023. REUTERS/Henry Nicholls
Setahun Genosida di Gaza: "Dosa" Media Barat karena Melindungi Israel dan AS

Para jurnalis di CNN dan BBC memaparkan keadaan di dalam ruang redaksi mereka yang pro-Israel, setahun setelah serangan brutal Israel di Gaza.


Israel Sebut Menlu AS Blinken Setujui Pengeboman Truk Bantuan di Gaza

15 jam lalu

Pengunjuk rasa anti-perang mengangkat tangan mereka yang
Israel Sebut Menlu AS Blinken Setujui Pengeboman Truk Bantuan di Gaza

Menlu AS Antony Blinken dilaporkan menyetujui kebijakan yang mengizinkan Israel untuk mengebom truk bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza


Setahun Perang Gaza: Hamas Bangun Mesin Perang Bawah Tanah demi Bertahan Hidup

22 jam lalu

Gestur pejuang Brigade Izz el-Deen al-Qassam, sayap kanan gerakan Hamas di dalam terowongan bawah tanah Gaza, Palestina, 18 Agustus 2014. Hamas membantah jika seluruh terowongan rahasianya telah berhasil dihancurkan Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Setahun Perang Gaza: Hamas Bangun Mesin Perang Bawah Tanah demi Bertahan Hidup

Sistem terowongan bawah tanah Hamas yang luas memungkinkan pergerakan senjata dan pejuang di luar pengawasan Israel.


Unjuk Rasa Serentak di Dunia Peringati Setahun Perang Gaza

1 hari lalu

Pengunjuk rasa pro-Palestina berdemonstrasi di dekat konsulat Israel, selama Konvensi Nasional Partai Demokrat (DNC), di Chicago, Illinois, AS, 20 Agustus 2024. REUTERS/Seth Herald
Unjuk Rasa Serentak di Dunia Peringati Setahun Perang Gaza

Ribuan orang di beberapa kota besar di dunia serentak berunjuk rasa di jalan pada Sabtu, 5 Oktober 2024 menuntut agar diakhirinya perang Gaza


Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

2 hari lalu

Papan iklan dengan gambar pemimpin Hamas yang baru dilantik, Yahya Sinwar, dipajang di sebuah gedung di jalan di Teheran, Iran, 12 Agustus 2024. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

Israel masih belum mampu melacak keberadaan Yahya Sinwar setelah setahun berperang.


Konflik Proyek Geothermal Poco Leok, Jurnalis Floresa Jadi Korban Kekerasan Polisi

3 hari lalu

Ilustrasi Penyiksaan oleh Polisi atau Kekerasan oleh Polisi. shutterstock.com
Konflik Proyek Geothermal Poco Leok, Jurnalis Floresa Jadi Korban Kekerasan Polisi

Jurnalis yang juga Pemimpin Redaksi Floresa ditangkap dan dianiaya serta isi ponselnya digeledah saat meliput unjuk rasa masyarakat adat Poco Leok.