TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, yang kematiannya diumumkan pada Sabtu, 28 September 2024, memimpin kelompok Lebanon tersebut selama beberapa dekade konflik dengan Israel, mengawasi transformasinya menjadi kekuatan militer yang memiliki pengaruh regional. Ia menjadi salah satu tokoh Arab yang paling menonjol dalam beberapa generasi - dengan dukungan Iran.
Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Nasrallah telah terbunuh, namun tidak disebutkan bagaimana caranya. Militer Israel sebelumnya mengatakan bahwa mereka telah membunuh Nasrallah dalam sebuah serangan udara di markas pusat kelompok tersebut di pinggiran selatan Beirut pada hari Jumat.
Kematian Nasrallah merupakan pukulan besar bagi kelompok tersebut. Dia akan dikenang di antara para pendukungnya karena telah menentang Israel dan menentang Amerika Serikat. Bagi para musuhnya, dia adalah kepala organisasi teroris dan proksi dari teokrasi Islam Syiah Iran dalam perebutan pengaruh di Timur Tengah.
Pengaruh regionalnya terlihat selama hampir satu tahun konflik yang dipicu oleh perang Gaza, ketika Hizbullah memasuki medan pertempuran dengan menembaki Israel dari Lebanon selatan untuk mendukung sekutunya, Hamas, dan kelompok-kelompok Yaman serta Irak mengikutinya, beroperasi di bawah payung "Poros Perlawanan".
"Kami menghadapi pertempuran besar," kata Nasrallah dalam sebuah pidato pada 1 Agustus di pemakaman komandan militer tertinggi Hizbullah, Fuad Shukr, yang terbunuh dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut yang dikuasai Hizbullah.
Namun ketika ribuan anggota Hizbullah terluka dan puluhan lainnya terbunuh, ketika alat komunikasi mereka meledak dalam serangan Israel pekan lalu, pertempuran itu mulai berbalik melawan kelompoknya.
Menanggapi serangan terhadap jaringan komunikasi Hizbullah dalam sebuah pidato pada 19 September, Nasrallah bersumpah untuk menghukum Israel. "Ini adalah perhitungan yang akan datang, sifatnya, ukurannya, bagaimana dan di mana? Ini tentu saja akan kami simpan untuk diri kami sendiri dan dalam lingkaran yang paling sempit, bahkan dalam diri kami sendiri," katanya.
Sejak saat itu, ia tidak pernah memberikan pidato siaran sejak saat itu.
Sementara itu, Israel secara dramatis meningkatkan serangannya, menewaskan beberapa komandan senior Hizbullah dalam serangan yang ditargetkan dan melepaskan pengeboman besar-besaran di daerah-daerah yang dikuasai Hizbullah di Lebanon, yang telah menewaskan ratusan orang.