TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari dua juta jamaah haji berada di Mekah pada, Arab Saudi, pada Jumat 14 Juni 2024 untuk memulai ibadah haji. Ibadah haji kali ini dibayangi serangan brutal Israel terhadap warga Palestina di Gaza dan suhu panas yang melelahkan.
Saat para peziarah menuju Masjidil Haram, mereka diharapkan mencapai Mina, menandai dimulainya ritual haji dan mengikuti jejak Nabi Muhammad.
Terletak 7 kilometer timur laut Masjidil Haram, Mina memegang posisi penting antara Mekah dan Muzdalifah. Lembah ini, diapit oleh pegunungan di utara dan selatan, hanya dihuni selama periode haji dan terletak di dalam batas Masjidil Haram atau Masjid Agung.
Kerumunan jamaah berjubah akan mengelilingi Ka'bah, bangunan kubik hitam di Masjidil Haram Mekah, dengan banyak yang mengungkapkan kesedihan delapan bulan setelah perang Israel-Hamas.
“Saudara-saudara kita sedang sekarat, dan kita dapat melihatnya dengan mata kepala kita sendiri,” kata Zahra Benizahra, 75 tahun, dari Maroko, sambil menangis.
Belinda Elham dari Indonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, mengatakan dia akan “berdoa setiap hari agar apa yang terjadi di Palestina berakhir”.
Perang di Gaza dipicu oleh serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian 1.139 orang, sebagian besar warga sipil, berdasarkan angka resmi Israel.
Hamas juga menyandera 251 orang. Dari jumlah tersebut, 116 orang masih berada di Gaza meskipun tentara mengatakan 41 di antaranya tewas. Korban sandera tewas akibat pengeboman tanpa henti Israel dan tiga diantaranya ditembak mati oleh tentara Israel.
Israel sebagai tanggapannya telah melancarkan serangan militer di Gaza yang telah menyebabkan sedikitnya 37.232 orang tewas, sebagian besar adalah warga sipil, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
Raja Saudi Salman mengeluarkan dekrit pada hari Senin untuk menampung 1.000 jamaah “dari keluarga para syuhada dan orang-orang yang terluka di Jalur Gaza”, sehingga jumlah jamaah Palestina yang mendapat kehormatan khusus pada ibadah haji tahun ini menjadi 2.000 orang, demikian laporan resmi Saudi Press Agensi melaporkan.
Namun, menteri kerajaan Teluk yang bertanggung jawab atas ziarah keagamaan, Tawfiq al-Rabiah, pekan lalu memperingatkan bahwa “tidak ada aktivitas politik” yang akan ditoleransi, dan tidak jelas bagaimana jamaah haji dapat mengekspresikan solidaritasnya terhadap Palestina.