Tekanan terhadap Israel
Israel, yang memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza pada hari-hari awal perang, telah menghadapi tekanan internasional yang semakin meningkat, termasuk dari sekutunya, Amerika Serikat, untuk mengizinkan lebih banyak bantuan.
Amerika Serikat membuka dermaga yang dibangun militer di lepas pantai Gaza pada pertengahan Mei untuk membantu mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, namun dermaga tersebut harus dibongkar untuk sementara waktu setelah sebagian bangunannya rusak, demikian ungkap Pentagon.
Beberapa pasokan masuk ke Gaza melalui penyeberangan Erez Barat di Gaza utara yang dibuka pada Mei dan melalui Gerbang 96 - titik masuk ke Gaza utara yang dibuka oleh militer Israel pada Maret – menurut data PBB.
Kantor kemanusiaan PBB mengatakan hanya kurang dari separuh misinya di Gaza utara dan selatan yang dibantu oleh pihak berwenang Israel pada bulan Mei, sementara yang lainnya ditolak, dihalangi, atau dibatalkan.
Israel menyalahkan PBB atas masalah distribusi di jalur tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan.
Penyakit dan Sanitasi
Sektor kesehatan Gaza telah hancur akibat konflik, dengan banyak negara mengecam tindakan Israel dalam pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 29 Mei lalu.
WHO mengatakan hanya 14 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi dan bahwa operasi Rafah telah memblokir transfer pasien dan memutus pasokan medis ke daerah kantong tersebut.
Di antara pasien yang sakit parah yang diblokir di dalam daerah kantong tersebut adalah seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang mengidap kanker.
Lembaga-lembaga bantuan memperingatkan akan meningkatnya risiko kesehatan akibat meluapnya air limbah dan kurangnya akses ke toilet. Beberapa keluarga membuat jamban darurat dan di daerah lain, limbah mengalir di jalan-jalan, kata para pekerja bantuan.
REUTERS
Pilihan Editor: Israel Akui Lebih dari Sepertiga Sandera yang Masih Ditahan Hamas telah Tewas