Situasi Kemanusiaan
Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015, mendukung pasukan pemerintah melawan Houthi dalam perang yang secara luas dipandang sebagai konflik proksi antara sekutu AS, Arab Saudi dan Iran.
Pemerintahan Trump menambahkan Houthi ke dalam dua daftar yang menetapkan mereka sebagai teroris sehari sebelum masa jabatannya berakhir, sehingga mendorong PBB, kelompok bantuan dan beberapa anggota parlemen AS menyatakan kekhawatiran bahwa sanksi akan mengganggu aliran makanan, bahan bakar, dan komoditas lainnya ke Yaman.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada 12 Februari 2021, mencabut penetapan tersebut sebagai "pengakuan atas situasi kemanusiaan yang mengerikan di Yaman."
PBB menggambarkan krisis kemanusiaan di Yaman sebagai krisis yang “parah” dengan lebih dari 21 juta orang – dua pertiga dari populasi – membutuhkan bantuan. Lebih dari 80% penduduk kesulitan mendapatkan akses terhadap makanan, air minum yang aman, dan layanan kesehatan yang memadai.
Blinken pada Rabu memasukkan kembali kelompok Houthi ke dalam SDGT, kata para pejabat AS, tetapi bukan sebagai “organisasi teroris asing,” yang mencakup larangan lebih ketat dalam memberikan dukungan material kepada mereka yang ada dalam daftar dan berarti larangan perjalanan otomatis.
Penetapan sebelumnya “memberikan fleksibilitas yang lebih baik untuk mencapai tujuan yang kita miliki dalam hal memberikan dan menjaga bantuan kemanusiaan,” kata seorang pejabat, merujuk pada langkah-langkah untuk mengurangi dampak tindakan tersebut terhadap rakyat Yaman yang direncanakan Washington untuk diberlakukan sebelum penetapan mulai berlaku dalam 30 hari.
REUTERS
Pilihan Editor: Slovenia Bergabung dengan Gerakan ICJ Menentang Israel