TEMPO.CO, Jakarta - Dalam 24 jam terakhir, delapan jet tempur dan sebuah balon Cina melintasi garis tengah Selat Taiwan, kata Kementerian Pertahanan Taiwan, Minggu, 24 Desember 2023.
Intensitas kehadiran pesawat tempur ke area yang diklaim Taiwan bakal meningkat setelah Presiden AS Joe Biden pada Jumat lalu menandatangani UU paket kebijakan pertahanan senilai $886 milyar (Rp13,7 kuadriliun) mencakup langkah untuk menangkal aktivitas militer Cina di wilayah Indo-Pasifik dan membantu militer Taiwan.
Taiwan, yang diklaim Cina sebagai wilayahnya, telah berulang kali mengeluhkan aktivitas militer Tiongkok di sekitar pulau itu selama empat tahun terakhir.
Cina meningkatkan misinya di dekat Taiwan menjelang pemilihan presiden dan parlemen pada 13 Januari di pulau tersebut.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan jet tempur J-10, J-11 dan J-16 Tiongkok telah melintasi garis median di titik-titik utara dan tengah selat.
Garis median dulunya berfungsi sebagai pembatas tidak resmi antara kedua belah pihak, namun pesawat Cina kini sering terbang di atasnya.
Taiwan mengirimkan pasukannya sendiri untuk memantau, kata kementerian itu.
Kementerian tersebut juga melaporkan adanya balon Cina di selat tersebut, yang terbaru dari serentetan balon yang menurut Taiwan kemungkinan besar digunakan untuk memantau cuaca, yang didorong oleh angin yang bertiup pada saat ini.
Potensi Cina menggunakan balon untuk memata-matai menjadi isu global pada bulan Februari ketika Amerika Serikat menembak jatuh balon pengintai Tiongkok. China mengatakan balon itu adalah pesawat sipil yang tidak sengaja tersesat.
Intensitas kehadiran pesawat tempur ke area yang diklaim Taiwan bakal meningkat setelah Presiden AS Joe Biden pada Jumat lalu menandatangani UU paket kebijakan pertahanan senilai $886 milyar (Rp13,7 kuadriliun) mencakup langkah untuk menangkal aktivitas militer Cina di wilayah Indo-Pasifik dan membantu militer Taiwan.
Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional AS untuk tahun fiskal hingga September 2024 mencakup $14,7 miliar (Rp 227,5 triliun) untuk Inisiatif Pencegahan Pasifik, yang merupakan bagian dari upaya AS untuk meningkatkan kemampuan militer melalui latihan dengan sekutu dan negara mitra di kawasan.
Meskipun menyebutkan perlunya program pelatihan komprehensif dan peningkatan kapasitas bagi militer Taiwan, undang-undang tersebut mensyaratkan kerja sama AS dalam upaya Taiwan untuk memperkuat aktivitas keamanan siber militer.
Kebijakan itu juga memberikan lampu hijau bagi rencana penjualan kapal selam bertenaga nuklir ke Australia di bawah kemitraan trilateral yang disebut AUKUS yang juga melibatkan Inggris.
Dalam sebuah pernyataan, Biden mengatakan bahwa tindakan tersebut "memberikan otoritas penting yang kita perlukan untuk membangun militer yang dibutuhkan dalam mencegah konflik di masa depan, sambil mendukung anggota militer dan pasangan serta keluarga mereka yang menjalankan misi tersebut setiap hari.”
REUTERS | KYODO-OANA-ANTARA
Pilihan Editor Pihak-pihak Berperang di Yaman Sepakat Menuju Gencatan Senjata