Tenggat untuk Pindah
Adem Maarastawi, seorang aktivis Suriah berusia 29 tahun yang bekerja di Istanbul, terdaftar di provinsi Kirsehir, Turki tengah.
Menjelang tanggal 24 September, dia takut dikirim ke Kirsehir.
“Saya berjuang untuk membangun kehidupan di sini. Bagaimana saya bisa membangun kembali kehidupan saya dari awal di kota lain?” katanya, seraya menambahkan bahwa dia mencari pekerjaan di lebih dari 30 kota sebelum menetap di Istanbul.
Para ahli yakin sentimen anti-migran akan mendominasi kampanye oposisi pada pemilu Maret, seperti yang terjadi pada pemilu Mei, dan khawatir hal ini dapat menyebabkan lebih banyak kekerasan fisik dan verbal terhadap migran termasuk lebih banyak permusuhan di media sosial.
“Retorika anti-migran kemungkinan akan meningkat sebelum pemilu Maret,” kata Deniz Sert, profesor hubungan internasional di Universitas Ozyegin.
Pakar pemerintah daerah Ali Mert Tascier mengatakan partai-partai oposisi kemungkinan besar akan menggunakan retorika anti-migran, dan pemerintah kota menjadi pemain utama dalam menangani migran.
Selama kampanye pemilu Mei, oposisi utama CHP berjanji akan memulangkan warga Suriah. Mereka menolak mengomentari perspektif migrasi mereka untuk pemilu lokal.
Presiden Tayyip Erdogan sangat kritis terhadap sikap oposisi, dan mengatakan pada konferensi minggu ini bahwa Turki yang menampung pengungsi tidak akan berubah.
Namun, menjelang pemilu Mei, Erdogan mengutarakan rencananya untuk memulangkan satu juta pengungsi Suriah.
“Kami akan terus menerapkan kebijakan pemulangan sukarela. Namun, tidak pantas menggunakan migran untuk keuntungan politik,” kata Osman Nuri Kabaktepe, ketua Partai AK pimpinan Erdogan di Istanbul.
Namun Maarastawi mengatakan dia khawatir kampanye semacam itu akan memperburuk situasi para migran.
“Saya yakin segalanya akan menjadi lebih buruk bagi kami sebagai akibat dari wacana yang lebih populis selama pemilu lokal,” katanya.
REUTERS
Pilihan Editor: Berselisih soal Impor Biji-bijian Ukraina, Presiden Polandia: Kami Masih Berteman