Utusan Khusus Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat untuk Peradilan Pidana Global Beth Van Schaack, dalam kesempatan terpisah di pengarahan media pada Rabu, 22 Februari 2023, menyatakan sangat penting untuk komunitas internasional tetap fokus dan bersatu untuk keadilan. Dia menganggap Rusia melanggar hukum internasional.
“Memenangkan perang lebih dari sekadar menang di medan perang; itu juga berarti memenangkan perjuangan untuk keadilan,” kata Van Schaack.
Rusia membantah telah melakukan pembantaian terhadap warga sipil. Moskow berulang kali mengklaim menargetkan sasaran militer. Kremlin beranggapan justru pihaknya melindungi warga di Donbas, Ukraina timur.
Selama satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, ribuan warga sipil dilaporkan terbunuh, jutaan warga terpaksa meninggalkan rumah mereka. Banyak yang menjadi pengungsi di negara lain, dan kota-kota bersejarah telah hancur menjadi puing-puing.
Van Schaack menyebut, ada tiga jalur yang saat ini beroperasi dan mulai menyelidiki kejahatan perang dan kekejaman lainnya yang dilakukan di Ukraina. Pertama melalui upaya jaksa agung Ukraina, yang mencakup data dari pengadilan domestik Ukraina. Mereka mencatat lebih dari 70.000 insiden potensi kejahatan perang dan kekejaman lainnya.
Kelompok Penasehat Kejahatan Kekejaman yang didukung Uni Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat itu melibatkan pengiriman para ahli ke lapangan untuk bekerja berdampingan dengan rekan Ukraina.
Jalur kedua, menurut dia, adalah Pengadilan Kriminal Internasional, yang disita yurisdiksinya karena Ukraina telah mengizinkannya beroperasi. Dan ketiga, pengadilan di seluruh dunia membuka penyelidikan kejahatan perang dan kekejaman lainnya di Ukraina berdasarkan prinsip yurisdiksi ekstrateritorial.
“Jaksa Eropa sangat saling terhubung. Mereka telah membentuk tim investigasi gabungan, dan mereka bekerja di bawah payung Jaringan Eurojust/Genocide,” ujar Van Schaack.
DANIEL A. FAJRI