TEMPO.CO, Jakarta - Staf rumah sakit memulai tugas berat untuk menyerahkan jenazah kepada keluarga yang berduka pada Selasa 17 Januari 2023, setelah kecelakaan pesawat di Nepal menjadi bencana penerbangan terburuk di negara itu dalam tiga dekade.
Baca juga: Kisah Sejoli Pilot Nepal, Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Berselang 16 Tahun
Sebanyak 10 jenazah dipindahkan dengan truk tentara dari rumah sakit Pokhara ke bandara, siap untuk diterbangkan kembali ke ibu kota, Katmandu. Tiga jenazah lainnya diserahkan kepada keluarga yang berduka di Pokhara, dan yang lainnya akan menyusul.
Raj Dhungana, paman dari salah satu penumpang, Sangita Shahi yang berusia 23 tahun, mengatakan di luar rumah sakit di Pokhara bahwa seluruh keluarganya "menderita".
Dia menggambarkan korban sebagai seorang wanita muda yang “sangat berbakat” yang merupakan seorang mahasiswa di Katmandu. Ia juga menjalankan studio rias sambil bekerja di platform bisnis online sebagai sampingan."Tuhan telah mengambil orang yang begitu baik," katanya.
Baca Juga:
Penerbangan Yeti Airlines dengan 68 penumpang dan empat awak jatuh ke ngarai yang curam, hancur berkeping-keping dan terbakar saat mendekati pusat kota Pokhara pada Minggu. Semua penumpang, termasuk enam anak serta 15 orang asing, diyakini tewas.