TEMPO.CO, Jakarta -PBB mengecam penembakan di rumah sakit bersalin Donetsk yang diduga dilakukan pasukan Ukraina sebagai pelanggaran hukum humaniter.
Seperti dilansir Reuters dan TASS Selasa 14 Juni 2022, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric mengatakan para pejabat telah melihat laporan tentang serangan di rumah sakit itu yang diduga dilakukan oleh Ukraina.
"Ini sangat meresahkan," kata Dujarric. "Setiap serangan terhadap infrastruktur sipil, terutama fasilitas kesehatan, jelas merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional."
Sedikitnya lima orang tewas dan 33 lainnya terluka pada Senin lalu di Donetsk, Ukraina— wilayah separatis dukungan Rusia—dalam serangan yang dikatakan para pejabat separatis sebagai serangan dari pasukan Ukraina.
Pejabat Republik Rakyat Donetsk melaporkan beberapa serangan artileri Ukraina, termasuk di pasar. Kantor berita Rusia TASS kemudian melaporkan sebuah peluru jatuh di sebuah rumah sakit bersalin di kota Donetsk. Serangan ini memicu kebakaran dan memaksa staf untuk menyelamatkan pasien ke ruang bawah tanah.
Tidak ada konfirmasi independen dari salah satu serangan dan Reuters tidak dapat memastikan apakah itu terjadi. Belum ada reaksi langsung dari Kyiv atas laporan tersebut.
Badan-badan Rusia melaporkan bahwa seorang anak termasuk di antara mereka yang tewas dan sedikitnya 22 orang terluka. Pada Senin malam, mengutip seorang koresponden Rusia, mereka melaporkan penembakan di rumah sakit bersalin. "Berkat tindakan cepat staf, tidak ada korban luka," kata kantor berita RIA.
TASS melaporkan pasukan Ukraina telah membombardir Donetsk dalam beberapa hari terakhir. Eskalasi paling intens sejak 2014 tercatat pada 30 Mei, ketika angkatan bersenjata Ukraina menggunakan artileri 155mm dan howitzer M777 AS, serta menembakkan empat roket dari sistem peluncuran roket ganda Smerch ke daerah pemukiman, yang menyebabkan korban sipil.
Baca juga: Ukraina Dilaporkan Serang RS Bersalin dan Pasar di Donetsk, Sedikitnya 5 Tewas
SUMBER: REUTERS | TASS