TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Swedia mengumumkan akan mencabut semua pembatasan Covid-19 mulai 9 Februari 2022. Kebijakan tersebut mencatatkan Swedia ke dalam daftar negara-negara seperti Inggris, Denmark dan Norwegia yang memutuskan langkah sama, menyusul menurunnya ancaman virus corona.
Perdana Menteri
Swedia Magdalena Andersson mengatakan tingkat vaksinasi yang baik dan pemahaman terhadap varian Omicron menjadi alasan negara Viking itu bakal mencabut semua tindakan.
"Sudah waktunya untuk membuka Swedia. Pandemi belum berakhir, tetapi sedang bergerak ke fase baru," kata Andersson dalam jump pers Kamis 4 Februari, demikian laporan Politico.
Badan Kesehatan Masyarakat Swedia telah melakukan asesmen ulang soal kegentingan sosial Covid-19. Langkah itu dilakukan beberapa hari setelah Denmark mengambil keputusan serupa, dengan mengubah status virus corona menjadi penyakit endemik.
Pengumuman ini muncul saat Swedia masih mengalami tingkat infeksi yang tinggi, meskipun 73,9 persen populasi telah divaksinasi lengkap.
Dengan dicabutnya semua pembatasan terkait virus corona ini, pemerintah Swedia mengatakan akan tetap mempertahankan beberapa rekomendasi. Misalnya, orang Swedia yang tidak divaksinasi tetap harus menghindari tempat ramai dan siapa pun dengan gejala COVID-19 harus tinggal di rumah.
Keputusan Swedia ini diambil di tengah kekahwatiran merebaknya Omicron di Indonesia, sehingga untuk sementara melarang turis asing memasuki Indonesia melalui bandara Jakarta.
Kepurusan ini untuk memperlambat lonjakan infeksi virus corona yang didorong oleh varian Omicron, demikian dilaporkan
Reuters. Indonesia mengalami lonjakan kasus, dengan lebih dari 36.000 infeksi tercatat pada hari Minggu dan tingkat hunian tempat tidur di rumah sakit di ibu kota mencapai 63 persen.
Langkah untuk melarang turis yang terbang ke Jakarta terjadi hanya beberapa hari setelah Bali menyambut penerbangan internasional pertama dalam hampir dua tahun yang membawa pengunjung asing.
Wisatawan yang terbang dari luar negeri masih dapat mendarat di bandara Bali, serta di Batam dan Tanjung Pinang di Kepulauan Riau.
Pakar kesehatan mengatakan bahwa meskipun Omicron bisa lebih ringan daripada varian virus corona lainnya, virus ini masih bisa menyebabkan penyakit serius dan kematian.
Vaksin secara tajam mengurangi risiko tersebut, menyelamatkan nyawa dan melindungi sistem perawatan kesehatan agar tidak kewalahan. Itu sebabnya
WHO tetap mendorong dimassalkannya vaksinasi di seluruh dunia, demikian dilaporkan
Reuters.