Taliban Senang Amerika Tarik Pasukan dari Afganistan

Reporter

Rabu, 9 Agustus 2017 14:15 WIB

RPG-7 merupakan salah satu senjata yang telah terbukti keampuhannya dalam perang. Tank-tank Uni Soviet pernah merasakan ampuhnya RPG-7 pada Perang Soviet-Afghanistan dan perang di Chechnya. Amerika Serikat juga termasuk salah satu negara yang menjadi korban RPG-7. Dua helikopter Black Hawak jatuh ditembak dengan RPG di Mogadishu, Somalia, pada 1993. Helikopter Chinook CH-47 bermuatan 38 orang, 25 di antaranya pasukan khusus, jatuh ditembak gerilyawan Taliban, pada Agustus 2011. Semua penumpang dan kru tewas. Penggunaan RPG-7 juga pada beberapa konflik, seperti di Irlandia Utara, Lebanon, Irak, dan Afghanistan. gp.se

TEMPO.CO, Kabul - Taliban, Selasa, 8 Agustus 2017, menyambut baik sejumlah laporan yang menyebutkan Amerika Serikat akan segera menarik pasukannya dari Afganistan.

Sebelumnya, Wall Street Journal melaporkan, kebijakan Donald Trump mengirimkan pasukan tambahan ke Afganistan justru memicu ketegangan baru di Afganistan sehingga perlu ada opsi menarik seluruh pasukan yang ada di sana.

Meskipun belum ada keputusan yang diambil dan ada beberapa laporan bertentangan, Taliban tetap menyampaikan apresiasinya atas laporan rencana penarikan pasukan tersebut.


Baca: Pembunuhan Barbar di Afganistan, 40 Sipil Dibantai


"Jika Amerika Serikat benar-benar menarik seluruh pasukannya dan mengumumkan rencana tersebut secara terbuka, maka Emirat Islam akan menyambut baik dan siap melakukan pembicaraan dengan Amerika atas berbagai kunci masalah," ujar Taliban, Selasa.

Menurut Taliban, Amerika telah menghabiskan dana sekitar US$ 780 miliar atau setara dengan Rp 10.400 triliun untuk perang panjang di Afganistan.


Sejak terlibat perang di Afganistan, kata Taliban, Amerika telah menghabiskan banyak uang. Masalah di Afganistan tidak bisa diselesaikan dengan militer oleh Amerika.

"Sebab Amerika bukan berperang melawan sebuah kelompok melainkan dengan seluruh bangsa," kata Taliban.


Baca: Jenderal Dostum: Afganistan Lemah Hadapi Pembunuhan Massal

Sebelumnya, pada Februari 2017, jenderal top Amerika di Afganistan Jenderal John W. Nicholson mengatakan kepada Kongres bahwa dia membutuhkan ribuan pasukan tambahan dari Amerika dan sekutu NATO setelah menemui jalan buntu di sana.

Sementara itu, Presiden Donald Trump sebagaimana dilaporkan NBC, menyatakan frustasi setelah Amerika mengalami kehilangan banyak pasukan di Afganistan akibat perang dengan Taliban. Ia pun mempertimbangkan mengganti Jenderal Nicholson.

DAILY TIMES | NBC | CHOIRUL AMINUDDIN

Advertising
Advertising

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

9 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

9 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

10 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

17 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

28 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

30 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

32 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya