Pro-Assad dan oposisi berkelahi saat debat di televisi. independent.co.uk
TEMPO.CO, Beirut - Perkelahian terjadi saat sedang siaran langsung di televisi Lebanon menyusul argumen antara dua tamu, masing-masing pendukung Presiden Suriah Bashar al Assad dan penentangnya, di acara tersebut.
Seperti yang dilansir Independent pada 13 Juli 2017, kekerasan itu dimulai setelah acara di stasiun televisi OTV baru dimulai sekitar 1 menit pada Senin lalu.
Dalam video yang diunggah ke YouTube oleh OTV, terlihat perdebatan sengit antara Bilal Daqmaq, seorang ulama terkemuka Lebanon dan kritikus Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan mantan anggota parlemen Suriah Ahmad Shlash, yang mendukung pemerintah dalam perang sipil Suriah.
Perkelahian keduanya terjadi setelah pembawa acara mengucapkan belasungkawa kepada Shlash atas kematian saudaranya sehari sebelumnya yang dibunuh ISIS.
Lalu sang pembawa acara bertanya apakah Daqmaq juga ingin menyampaikan belasungkawa kepada Shlash, namun ulama yang duduk dengan kedua tangan terlipat, menyampaikan belasungkawa kepada orang-orang Suriah karena ada orang yang terbunuh. Pernyataan Daqmaq ditujukan kepada korban pembunuhan rezim Assad.
Shlash tersinggung dengan jawaban yang samar-samar lalu bertanya kepada Daqmaq, "Saudaraku Apakah Anda akan menyampaikan belasungkawa atau tidak?". Daqmaq menjawab dengan nada ketus "Itu bukan urusan Anda."
Mantan anggota parlemen kemudian meniggikan nada bicaranya dan bertanya, bagaimana mungkin ini bukan urusan saya ?!" dan keduanya mulai saling memaki dan saling berteriak sebelum Shlash bangkit dari tempat duduknya.
Keduanya mulai saling memukul satu sama lain, melempar segelas air, melempar kursi dan merusak layar sebelum staf di set bisa turun tangan untuk memisahkannya.
Beberapa saat kemudian, sang moderator juga tersiram segelas air yang dilemparkan di atasnya karena kesusah payahnya dalam usaha melerai pertarungan.
Video perkelahian dua orang yang mewakili dua kelompok yang bertarung di Suriah itu dengan cepat menjadi viral dan dibagikan ribuan kali di berbagai akun media sosial, dan kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Middle East Media Research Institute.