TEMPO.CO, Damaskus—Pemerintah Suriah dituduh menggantung ribuan tahanan, kebanyakan warga sipil menentang pemerintah, dan kemudian membakar jasad mereka di krematorium penjara.
Seperti dilansir ABC News, Selasa 16 Mei 2017, tudingan ini diungkapkan oleh pemerintah Amerika Serikat.
Sebelumnya tudingan serupa pernah dilontarkan oleh Amnesty International pada Februari lalu, tetapi tudingan AS kali ini berdasarkan citra satelit terbaru.
Menurut Stuart Jones, diplomat tertinggi AS untuk Timur Tengah mengatakan kepada wartawan, sekitar 50 orang setiap hari digantung dan kemudian dibakar di penjara militer Saydnaya, 45 menit dari ibu kota Damaskus.
Baca: Amnesty: 13 Ribu Warga Suriah Digantung di Penjara Rahasia
Tudingan tersebut didasarkan pada gambar-gambar yang diambil dari satelit komersial pada Januari 2015, menunjukkan bangunan di kompleks penjara dimodifikasi untuk menampung krematorium.
Ada perubahan bentuk bangunan dibanding dua foto lain yang diambil pada Agustus 2013 dan April 2016. Namun foto-foto satelit tersebut tidak dapat membuktikan adanya pembunuhan massal di penjara tersebut.
"Sumber-sumber terpercaya sebelumnya meyakini jasad-jasad para tahanan dikubur di sejumlah pemakaman massal,” kata Jones.
“Kini kami yakin bahwa rezim Assad membangun krematorium di penjara Saydnaya untuk menghilangkan jejak pembunuhan.”
Pembakaran mayat-mayat itu diduga dilakukan untuk menyembunyikan pembunuhan massal yang dilakukan rezim Presiden Bashar Al Assad.
Jones menambahkan, eksekusi dilakukan sekali atau dua kali sepekan, biasanya pada hari Senin dan Rabu, di tengah malam. Mereka yang namanya dipanggil diberitahu bahwa mereka akan dipindahkan ke penjara sipil.
Namun, dalam kondisi mata tertutup, mereka dipindahkan ke sel bawah tanah penjara dan dipukuli dengan parah, sebagian digantung selama 10-15 menit hingga tewas.
AS juga berharap Rusia membantu menekan pemerintah Assad. Dia mengkritik Rusia dan Iran karena mempertahankan dukungan mereka terhadap Assad yang dianggap sudah melampaui batas.
Baca: Neraka di Penjara-penjara Suriah Tewaskan 18 Ribu Tahanan
"Kekejaman ini terjadi karena adanya dukungan tanpa syarat dari Rusia dan Iran," kata Jones.
Amnesty International pada bulan Februari lalu menyebutkan, sebanyak 13.000 orang telah terbunuh di penjara itu. Penggantungan massal menurut Amnesty dilakukan setiap pekan selama 2011-2015.
Hal itu berdasarkan pengakuan seorang mantan hakim yang menyebut para tahanan dipukuli sebelum digantung.
"Beberapa orang tidak langsung meninggal karena tubuh mereka ringan"kata seorang mantan hakim yang menyaksikan hiasan. “Untuk mengakhiri penderitaan mereka, asisten perwira akan mematahkan leher mereka."
Lynn Maalouf, Wakil Direktur Riset di kantor regional Amnesty International di Beirut, mengatakan: “Kengerian yang digambarkan dalam laporan ini mengungkapkan sebuah kampanye tersembunyi dan mengerikan, yang diberi wewenang di tingkat tertinggi pemerintah Suriah, bertujuan menghancurkan segala bentuk perbedaan pendapat di Suriah.”
Amnesty mendesak Rusia dan Iran, sekutu terdekat Assad, mengakhiri hal ini.
Hingga kini belum ada bantahan dari pemerintah Suriah maupun para sekutunya seperti Rusia dan Iran, terkait tudingan menggantung ribuan tahanan, kebanyakan warga sipil menentang pemerintah, dan kemudian membakar jasad mereka di krematorium penjara.
BBC | ABC NEWS | AL JAZEERA | SITA PLANASARI AQUADINI